Saturday, August 5, 2006

Long and Winding Road to Darwin

Continue ....

Catatan ketinggalan di bulan Januari......

Waktu itu sekitar awal bulan Desember 2005, di Adelaide, dimana Andrew dapet kabar bahwa ia mendapat promosi pekerjaan di Darwin. Dengan segala pertimbangan akhirnya kami memutuskan menerima posisi tersebut dan pindah ke kota yang notabene "baru" buat kami berdua. Karena baik saya maupun Andrew belum pernah mengunjungi ataupun tinggal disana. Dan artinya kami juga harus memboyong semua perabotan ke sana. Setelah repot mengurus ini itu mulai dari administrasi kepindahan, bayar tagihan2 tersisa, dan packing barang seisi rumah, etc etc... akhirnya pada hari Kamis, 12 Januari 2006, jam 16:00 berangkatlah kita ke kota yang katanya beriklim tropis itu. Naik.... mobil! Iya, Andrew memilih untuk nyetir sendiri, dari Adelaide ke Darwin. Dibutuhkan waktu 4 hari 3 malam. Tidak heran, karena kami harus menempuh jarak kurang lebih 3.033 km dari ujung selatan ke ujung utara benua Australia.

Ngomong-ngomong tentang nyetir antar-kota, jangan dikira nyetir antar kota disini sama dengan nyetir antar kota di pulau jawa yang jalanannya cenderung berkelok-kelok, turun naik, berlubang, etc, harus kerja keras salip sana salip sini, serta pemandang rumah-rumah penduduk disepanjang jalan. Nyetir antar-kota disini bisa dibilang kurang tantangan. Selain jalanan yang cenderung lurus, hamparan tanah kosong di kanan dan kiri jalan, dan minim tetangga sesama kendaraan memayoritasi perjalanan kami. Sepanjang 4 hari perjalanan, paling-paling ketemu atau papasan dengan 1-3 mobil doang, malah lebih banyak gak liat mobil/truk sama sekali. Kalau saya yang nyetir, sudah pasti bakal ngantuk tuk tuk.... Tapi gak begitu dengan Andrew. Dia asik-asik dan nyantai aja tuh, nyetir sambil dengerin (and nyanyi2) lagu-lagu kesenengannya dia,.... dan kekeh gak mau digantiin nyetir. Ya okelah..... sedangkan saya, kalo gak nemenin dia ngobrol, saya dengan santainya tidur-tiduran atau nyemil-nyemil sambil liat-liat pemandangan yang sebenernya gak bisa dibilang 'beautiful'. Kalo dipikir-pikir sekarang syerem juga kali yaa... the only mobil - in the middle of no where... kalo ada apa2 gimana atuuh...Anyway, malam pertama dalam perjalanan itu kami stop dan menginap di kota Port Augusta (liat peta). Mulai dari Port Augusta sampai Darwin kami akan melalui salah satu jalan terpanjang di Australia, yaitu Stuart Highway .


Hari kedua, Jumat, 13 January 2006, perubahan suhu udara mulai terasa. Pelan-pelan suhu semakin panas. Kami mampir di kota kecil yang namanya Coober Pedy untuk makan siang. Suhu saat itu sekitar 40 derajat! Tapi kota ini cukup unik. Penghasilan utama penduduknya adalah batu opal (penambang, pengolah, dan penjual). Uniknya, kebanyakan rumah disana adalah rumah dibawah tanah, atau tepatnya dibawah batu. Kayak Flinstone gituuu... Kami makan siang di Underground Restaurant. Memang ternyata dibawah tanah udara terasa dingin, tanpa AC. Cukup amazing bagaimana mereka bisa bikin lubang dibawah batu untuk tempat tinggal lengkap dengan aliran listrik dan air dibawah tanah atau batu seperti itu.


Anyway, hari itu juga kami akhirnya mencapai
perbatasan antara South Australia dan Northern Territory. Yay !! Malamnya kami berhasil mencapai Alice Springs, dan menginap di salah satu hotel di sana, yang ternyata jelek abis! huuu huuuu..... AC gak dingin, dan bed sheet nya bau! yucky! bete banget. Mana udah cape seharian di jalan :(

Keesokannya, Sabtu, 14 January 2006, perjalanan tidak semulus hari-hari sebelumnya. Kami sempat mampir di Devil Marble, tempat rekreasi turis untuk melihat batu-batu besar yang terbentuk secara alami di daerah tersebut. Tetapi kemudian cuaca mulai tidak menentu. Kami terhadang oleh badai pasir, yang rada-rada nakutin. Awalnya dari jauh kami melihat langit di kejauhan berwarna merah dan berkabut, lalu ketika kami mulai mendekati tempat tersebut, baru kami sadari bahwa itu adalah badai pasir. Kami berhasil melewatinya dengan selamat ketika kemudian hujan mulai turun. Hujan kemudian menemani sepanjang perjalanan kami hari itu. Menjelang sore, kami hampir saja menabrak kanguru yang dengan polosnya nyebrang tepat di depan mobil kami! Stupid kangoroo! Saat itu sudah gelap dan hujan. Untung aja Andrew cekatan :) Pemandangan sepanjang jalan hari itu juga mulai berbeda jauh dari South Australia. Gersang, coklat, rumput kering, atau rawa-rawa.... dan di sepanjang pinggir jalan, banyak sekali gundukan tanah yang tinggi-tinggi hingga merupai istana semut atau lebih mirip batu besar (belakangan baru saya tau kalo itu adalah Termite Mound). Akhirnya kami mencapai kota Katherine malam itu, dan menginap disana. Ketika sampai di Katherine kami mulai menyadari kalau perjalanan sudah cukup dekat ke kota tujuan. Aneh rasanya melihat pohon-pohon tropis di sekitar hotel tempat kami menginap. Pohon kelapa, palem, akasia, kamboja, dan ... kolam renang! Mirip hotel di Indonesia. Hmmm......

Hari ke-empat, Minggu, 15 Januari 2006, Akhirnyaa.... kami sampai di kota Darwin sekitar jam 2 siang. :D What a trip! Dan Andrew sudah harus mulai kerja keesokan harinya. Berada di kota ini, terasa sedikit aneh....dibandingkan kota-kota lain di Australia yang pernah saya datangi, kota ini sangat berbeda. Udara terasa panas dan lembab meskipun hujan turun rintik-rintik. Pohon kelapa dan palem serta pohon bunga kamboja (frangipani) memayoritasi pemandangan di kota ini. Rumah-rumah berpagar tinggi, dan bertingkat, dan kami melihat jalan di city yang mirip jalanan di Bali karena banyak turis dan bar di sepanjang jalan. Serasa berada di suatu kota di asia! Bukan itu saja, beberapa orang saya liat bertelanjang kaki alias gak pake alas kaki. Beberapa dengan santainya jalan di bawah hujan tanpa payung atau jas hujan, alias ujan-ujanan. Beberapa orang saya lihat berpakaian aneh... gak matching atau berpakaian ala hippie. Dan yang paling mencolok adalah banyak 'orang asli' berkeliaran... yang menurut saya cukup menyeramkan.

kota yang aneh.....

The End

No comments: