Monday, September 17, 2007

Menikmati Film Indonesia

Dua bulan terakhir ini saya menyempatkan diri nonton beberapa film Indonesia. Maklum, saya sempet bawa beberapa vcd film Indonesia dari hasil pulang kampung bulan Maret kemarin. Sebagian lagi hasil dari pinjam meminjam dari seorang Indonesia yang lain yang tinggal di kota ini.
Ada empat film yang berhasil saya tonton dalam dua bulan terakhir ini. Menarik. Ada yang 'sinetron banget', ada yang kaku, ada yang norak, ada yang cukup bagus, ada yang menyentuh, dan hampir semuanya gak masuk diakal.

Tapi saya gak peduli, saya menikmati semuanya. Saya menikmati kenorakan dan kekakuan bintang-bintangnya, gak garuk-garuk karpet lantaran gemes karena ketidakmasuk akalannya, menikmati salah satu film yang diproduseri Mr. Punjabi yang dibintangi bintang-bintang sinetron remaja papan atas yang lebih mirip sinetron daripada film layar lebar. Menikmati tiap adegan, setting dan permainan kameranya, menikmati bahasanya yang kacau, juga menikmati film yang harusnya menyeramkan tapi malah bikin saya senyum-senyum. Menikmati musiknya, dan menikmati cerita dan akting di salah satu film yang bisa membuat saya menitikan air mata.

Sedikit intermezzo, suatu hari hubby pulang pada saat saya masih menonton salah satu adegan dimana banyak remaja-remaja berpesta di suatu acara pantai. Ceritanya si tokoh utama dicekoki minuman keras sampai mabuk di lantai dansa. Hubby dengan polosnya bertanya,... "Itu cewek kenapa? mabuk? dia keliatan aneh" ;p Saya cuma senyum-senyum, sedikit malu, menjawab 'iya'.

Kembali ke perbincangan semula, biar bagaimanapun saya menikmati tiap detik dari tiap film tersebut. Mungkin karena sudah lama saya tidak melihat tontonan dalam bahasa Indonesia, mungkin karena setiap film unik, membuat saya gak peduli, dan yang pasti membuat saya kangen tanah air.

Tapi teteep,... ada satu hal yang saya harus akui cukup mengganjal. Setelah film ke-tiga saya mulai menyadari satu adegan yang tidak perlu yang cukup janggal yang ada di setiap film yang saya tonton. Adegan tersebut adalah adegan di bawah guyuran hujan. Ya, adegan itu. Sepasang sejoli berhujan-hujanan di bawah guyuran hujan deras, entah dalam situasi senang atau sedang dalam konflik. Entah sambil berlari-larian, sambil berpelukan, sambil marah-marah, atau cuma diam bengong meratapi nasib di bawah guyuran hujan buatan. Sebelum saya memutar film ke-empat saya berharap untuk tidak menemukan adegan ini. Tapi percuma aja. :)

Entah kenapa, sepasang kekasih dan hujan selalu ada dalam hampir tiap adegan di film Indonesia. At least ada dalam semua film yang baru aja saya tonton. Supaya lebih dramatis? Mungkin mau menunjukkan di Indonesia gampang turun hujan? Supaya si artis bisa lebih meresapi peran dan perasaannya? Please deeh....emang perlu banget ya??

Masih ada beberapa vcd lagi yang belum saya tonton. Akan menjadi kejutan manis kalo diantaranya ada yang 'kering' - bebas hujan.

Note:
Ini daftar film yang saya baru perbincangkan di atas plus rating.

1. Badai Pasti Berlalu (**)
2. Mirror (***)
3. Buruan Cium Gue (*)
4. Heart (****)

No comments: