Monday, April 30, 2007

Mulut Mencong (not) Continue

Cuma mau update.

Back to the 'evil' dentist this morning. Complained. Dengan santai dia cuma bilang "itu biasa, normal, ga papa, reaksi obat bius buat tiap orang beda-beda".... "Nah, hari ini ada 3 gigi lagi yang mau dibenerin, kalau kamu mau kita bisa coba tanpa bius".... lhaaaa! So, dikerjainlah 3 gigi yang lain tanpa dibius. Hhhhh.....! Sakit-sakit, ngilu-ngilu dikit waktu di bor,... tapi sesudahnya bebas dari numbness dan mulut mencong. Phheeew!

Saturday, April 28, 2007

New Toy

Woohooo! I have a new toy! I called it Sitobi, and it's a notebook.

Yes, I finally got a notebook for my own!
Andrew has been very kind to buy it for me! ;p I guess he is happy for me to have it so he can kill the aliens and monsters (read: play games) on the old PC more freely.

It's not a fancy-cutie Apple MacBook or Sony VAIO, but still, it's a brand new Toshiba, has excellent specifications-more than I expected, and more than I needed. To have it as my first notebook,... I can't be happy enough. I'm thrilled!

Sitobi will definitely keep me occupied for a couple of days, and hopefully will distract me from being panic on the Amman move.

Monday, April 23, 2007

Tragedi Mulut Mencong

Saat ini, tepatnya 4 jam lebih 15 menit setelah 2 geraham atas kiriku di tambal, yang terasa cuma efek obat bius (anesthetic) di gusi tempat gigi yang bersangkutan dan sekitarnya. Seperti bisa dibayangin, obat bius itu di masukan secara tidak senonoh (baca: nyeremin), yaitu lewat jarum suntik yang ditancapkan di gusi. Emang sih waktu proses penambalan saya bisa dengan asyiknya nonton tv yang diletakan di atas kursi pasien, tepatnya di langit-langit ruangan. Tapi setelah selesai, saya baru sadar pas kumur-kumur... hmm... kayaknya ada yang aneh nii. Kok rasa numb (baca: mati rasa/baal) nya kok kenceng banget ya. Sampe-sampe ga bisa kumur dengan benar. Bahasa jawanya 'jeleweran' kemana-mana. Dengan santainya sang dentist bilang rasa numbnya baru bakal ilang in a few hours. Dengan gagahnya saya bilang ok, no worries, meskipun rasa baalnya kayaknya makin berasa aneh. Baru sadar waktu akhirnya saya ke toilet dan ngaca. Aiih... bibirku jadi mencong. Tepatnya bibir atas-kiriku melorot, miring kebawah dan ga bisa digerakin

Oops...! Selain mengurangi keindahan (*mencong-grin*), juga rada susah minum, apalagi makan. Pikirku paling paling lama 2 jam lah ya. Taunyaaa... dah 4,5 jam niiii.... malah sekarang ditambah pusing karena belum makan.

Yaah.. sebenernya sih bisa aja makan... cuma males aja kan. Gak napsu.

Pikir-pikir, kenapa juga ya nambal gigi kok pake di bius segala. Perasaan dulu (di Jakarta) ke dokter gigi bukan sesuatu yang mengerikan, kecuali buat cabut gigi, ya itu... karena pasti gusinya bakal disuntik obat bius. Maka tadi pagi saya ke dokter gigi dengan santai, karena saya tau cuma mau ditambal. Gigi yang bersangkutan pun pun ga berasa sakit, karena judulnya cuma betulin tambalan lama yang sudah rusak. Jadi bukan gigi bolong baru. Gak disangka..sang dentist begitu sadisnya.....langsung tancep jarum, nge-drill, ngorek, moles n ..yang paling nyebelin, sambil senyum-senyum doang... dasar iblis! :) Yakin, sebenernya obat bius dipake demi keyamanan sang dentist itu sendiri. Supaya dia ga keganggu sama pasien yang rese and bawel, yang sakit dikit teriak-teriak (*masih mencong-grin*). Yakin juga kalau dosis obat yang diberikan berlebihan karena seharusnya kan hanya bikin rasa 'tebal/baal'.. ga bikin sampe 'mencong' (*grrrr*)

Tambahan berita buruk... minggu depan saya musti balik lagi buat benerin tambalan 3 gigi lagi, kanan atas dan bawah. (*sigh*). Mmmm... gigiku ancur banget yak. Ketauan deeeh....
Kata sang dentist (baca iblis), plaque dan kerusakan pada tambalan adalah normal. Maka sikat gigi aja ga cukup. Harus dibantu sama dental floss. Jadi selain harus rajin sikat gigi (which I already did of course!), juga musti rajin nge-floss. Okelah Blis......

Sekarang yang penting saya laper nih. Makan dulu deh.


Wednesday, April 18, 2007

It Would Be Nice


Someone to hold me tight,
that would be very nice
Someone to love me right,
that would be very nice
Someone to understand each little dream in me
Someone to take my hand and be a team with me

So nice,
life would be so nice


-So Nice by Bebel Gilberto-
.....Keep dreamin'!.....

Monday, April 16, 2007

Ngoceh

Saat ini, aku...

nguap beribu kali tapi gak bisa tidur,
pingin minum tapi males ke dapur ambil gelas n air,
berasa gendut, magteh.. kebanyakan makan,
gemes sama ke-omdo-an teman-temanku,
sebel ga bisa ngeeng-ngeeng (baca: nyetir) sendiri,
bosen seharian nge-sensus dipidi,

Blah !....

Saturday, April 14, 2007

Utopia


kulihat dunia berputar lagi...
warna warni terindah menyinari bumi...
kujelang hari, kujelang mimpi...
hadirmu utopia...
senyumku utopia...
rinduku utopia...
khayalku utopia...
kudengar dunia bernyanyi lagi...
nada-nada terindah mendamaikan bumi...

Utopia - by Homogenic


Utopia. I like this word. It gives a positive meaning and hopes. Although there's no such thing as a perfect place. An ideal place and life, it's only fiction, fantasy. But it's good to have a fantasy that someday I could live in a perfect, ideal place, where there's only peace, no pain, no hunger, where people don't have to get older, don't have to be sick, where I can see more people smiling and laughing than sad and crying, where there is no hate, no stress, no worries, where the weather is nice, not too hot, not too cold, where people doesn't have to bad to, bitch, or trick each other. well.. maybe you still have to sleep, eat, work, etc, but you know.. where everything just run smoothly like whatever you wanted. I know.. it might be not as exciting as the world we live now. It would be a total boredom place. But... again, no such place like my fantasy utopia.


Anyhoo, wonder what kind of Utopia you have in your fantasy ??

Wednesday, April 11, 2007

Bingung Bahasa


Pardon my posting that I had to put in Bahasa lately. Since I just got back from Jakarta, Bahasa seemed to be the easiest and quicker way to write and blog at the moment. Plus I got confused with new language that I am now learning..... ;p So you have no choice but enjoy my stories in Bahasa for the time being.

Pernah belajar bahasa asing ? Pasti pernah. Kalo mau belajar bahasa asing bahasa apa yang pertama kali kalian dipelajari? Inggris? Pastinya ya. Rasanya gak perlu ditanya lagi kenapa. Jaman sekarang seperti sudah keharusan untuk mempelajari bahasa ini karna katanya bahasa
ini bahasa paling penting di dunia yang semakin global ini.

Lalu kalau sudah bisa cas cis cus atau paling nggak ngerti Bahasa Inggris dan diberi kesempatan buat belajar bahasa lain, dari seribu satu macam bahasa yang ada di dunia ini, bahasa apa yang kalian pengen pelajari? dan mengapa?

Bahasa Mandarin mungkin? Secara bahasa ini katanya jadi bahasa penting ke dua di dunia, terutama dunia bisnis, ditambah dengan mem-boomingnya film dan artis hongkong/asia, banyak orang jadi tertarik untuk bisa bicara langsung dengan artis hongkong pujaan mereka. Bahasa Jepang? Jerman? Perancis? Spanyol? Nice! Dengan berbagai alasan banyak orang mempelajari bahasa tersebut. Mulai dari ikut-ikutan teman, ikut-ikutan trend, sampai karena keharusan karena akan bekerja, sekolah, atau pindah ke negara yang mempunyai bahasa-bahasa asing tersebut.

Tapi apakah pernah terpikir buat belajar bahasa Arab ?? Terus terang, buat saya, gak kepikiran sama sekali. Pernah belajar bahasa Mandarin, dan pernah pingin belajar bahasa Perancis dan Spanyol. Gak pernah terbayang saya ngomong bahasa Arab, apalagi belajar. No offence, saya gak melihat perlunya saya belajar bahasa tersebut. Tapi sekarang, mau ga mau saya harus belajar,...(hiks)... karena saya sekarang sudah merasa perlu. Memang awalnya aneh, tapi setelah mulai belajar, saya jadi heboh sendiri. Ternyata seru, menarik. Sekaligus bikin pusing. Kepusingan ini wajar karena saya belajar secara intensif dan ekpress. Digenjot 4 jam sehari setiap hari untuk bisa mempelajari terutama percakapan penting sehari-hari, menghafal 1001 perbendaharaan kata baru dan dasar-dasar huruf arab untuk paling nggak bisa baca. Cukup melelahkan... (pffiuuh....)

Bahasa asing, apa pun itu, dari negara manapun, ternyata menarik untuk dipelajari. Saya baru sadar kalau bahasa ibu tetap menjadi dasar saya (dan saya yakin juga untuk kebanyakan orang) dalam mentranslate bahasa asing. Misalnya dulu, bila seseorang bicara bahasa inggris,.. otomatis otak saya akan mentranslate ke bahasa indonesia terlebih dahulu, dan kebalikannya. Tapi itu dulu... sekarang, semakin sering bicara/practice, hanya untuk vocab-vocab tertentu yang masih harus melalui proses panjang tersebut, selebihnya mengalir begitu saja.

Dan sudah hampir seminggu ini, saya belajar bahasa Arab dengan tutor yang menggunakan bahasa inggris. Maka prosesnya jadi lebih panjang. Pada saat si tutor bicara bahasa arab, lalu menstralate dalam inggris, otomatis otak saya translate ke Bahasa Indonesia dulu, lalu balik lagi ke bahasa inggris, lalu ke bahasa Arab. Dan sebaliknya. Jadilah beberapa kali saya 'belibet', bingung, dan akhirnya yang keluar dari mulut saya bahasa Indonesia. Duh bikin sakit kepala. :) Tapi ternyata bukan saya saja. My hubby, dia lebih sering lagi mengeluarkan kata-kata bahasa indonesia. Aneh! :D

Sunday, April 8, 2007

Paskahan

Tahun ini jadi juga saya Paskahan di negeri kangguru. Apa sih serunya? Ternyata menarik. Paskah termasuk hari raya penting umat Kristen di seluruh dunia, dimulai dari hari Jumat (Good Friday), Saturday, lalu Easter Sunday dan Easter Monday. Yep,... disini hari Senin juga masih libur nasional. Karena baru pertama kali saya merayakan Paskah di luar negeri, saya jadi membanding-bandingkan dengan perayaan Paskah di Jakarta.

Perayaan Paskah di Jakarta bisa dibilang cukup besar, juga termasuk di Gereja saya, yang kebetulan salah satu Gereja Katolik di bilangan Kemanggisan, Jakarta Barat. Karena Gereja saya besar dan jumlah umatnya sangat banyak, sampai-sampai dibutuhkan panitia yang solid dan cekatan terutama selama masa tri hari suci. Mereka harus mengurus segalanya demi kelancaran dan keamanan misa mulai dari parkir, sampai klinik P3K. Dimulai seminggu sebelum hari Paskah, yaitu Minggu Palma, lalu Kamis putih, Jumat Agung, Sabtu suci, dan hari Paskah itu sendiri, sejumlah ritual misa yang tidak biasa dijalankan. Hanya dibutuhkan 10-15 menit dari rumah ke Gereja pada hari minggu biasa. Tapi pada 3 hari sebelum Paskah kami harus menyediakan waktu ekstra, berangkat sekitar 1.5 -2 jam lebih awal untuk mendapatkan parkir dan tempat duduk di dalam Gereja. Tenda dan bangku tambahan memenuhi halaman dan jalanan di sekitar Gereja. Bahkan diadakan Misa pada jam yang sama di Aula yang berjarak tidak jauh dari Gereja agar bisa menampung semua umat yang datang pada jam yang sama. Panitia pun harus siap dengan perlengkapan video, TV, sound sistem, kipas angin, dan lain-lain agar umat yang berada di luar gedung Gereja bisa mengikuti Misa dengan baik. Misa pada hari-hari tersebut juga bisa dibilang 'spesial', sehingga membutuhkan waktu lebih lama dari biasa. Jumlah umat yang datang terutama pada hari Jumat Agung sore bisa mencapai 2000 atau lebih orang. Maka kami bisa menghabiskan sekitar 6 jam dari berangkat sampai tiba di rumah lagi. Sangat melelahkan. Tidak jarang tim P3K sibuk dengan orang yang pingsan atau pusing. Heboh dan cape banget kayaknya ke Gereja aja ya. :)

Tapi di sini, tepatnya di Darwin, saya hanya sempat ke Gereja pada hari Jumat Agung dan Sabtu Suci. Seperti di Jakarta, ternyata misa terbesar pada hari Jumat adalah jam 3 sore. Tidak seperti hari Minggu biasa, ternyata kali ini Katedral cukup penuh. Dan tidak seperti biasa pula, misa dipimpin oleh Uskup disertai 4 Romo. Misa hari Jumat Agung di Jakarta biasanya super lama karena ada pembacaan kisah sengsara Yesus disalib yang dibacakan beberapa orang sambil bernyanyi. Di sini, kisah sengsara Yesus dibacakan tanpa bernyanyi oleh beberapa orang, dan umat di ikutsertakan dengan menjadi 'orang Yahudi'. Sepanjang pembacaan injil yang cukup panjang itu semua umat berdiri. Entah mengapa, dengan cara seperti itu malah membuat saya lebih bisa meresapi pembacaan injil tersebut. Apalagi dengan menjadi orang Yahudi....rasanya aneh untuk ikut-ikut meneriaki dan menuntut Yesus untuk disalib. Di Jakarta, saat pembacaan injil ini saya biasanya ngantuk dan bisa tertidur (psssst ! ;p). Tidak disangka pula, ternyata ada acara cium salib. Hanya ada satu salib, terbuat dari kayu dan besar, mungkin sebesar saya ;p. Salib dipegang oleh 2 orang di kanan dan kiri dengan dasar salib menyentuh tangga altar. Rata-rata orang harus berlutut bila ingin menghormati salib dengan mencium kaki Yesus. Tapi beberapa orang hanya menempelkan tangan pada salib sambil sebelumnya menyentuh bibir mereka sendiri. Total misa selesai dalam waktu 1,5 jam saja, dan hanya dibutuhkan waktu 10 menit buat datang dan pulang ke rumah. Gak ada macet.


Pada hari Sabtu suci, ada Misa yang disebut Easter Vigil dimulai jam 10 malam. Seperti kebiasaan saya di Jakarta, maka saya pun datang mengikuti misa malam Paskah tersebut. Di Jakarta malam Paskah dimeriahi dengan misa panjang dengan perarakan lilin Paskah, pemberkatan air suci dan pembaharuan janji baptis. Saya pun datang ke Gereja malam itu dengan satu tujuan, harus datang dan ikut Misa malam itu karena saya meragukan kami akan punya energi cukup buat ke Gereja hari minggu paskah (karena akan mengundang tamu untuk makan siang bersama, sehingga kami pasti sibuk masak dan bersih-bersih seharian penuh). Tidak berharap akan ada misa meriah dan lama seperti di Jakarta. Waktu kami datang, Gereja masih gelap, dan umat yang datang gak banyak. Dari jauh keliatan seperti tidak akan ada Misa. Saya sempat bingung... apakah kami salah jam ??.... Tapi ternyata tidak. Tidak berapa lama setelah kami datang dan duduk, ada orang yang menawarkan lilin. Waah! Ternyata misanya pake lilin juga! Tidak berapa lama Romo memberitahu umat untuk semuanya pergi ke luar, ke halaman depan gereja dengan membawa lilin dan tas. Maka kita semua, mungkin hanya ada sekitar 80-100 umat berjalan ke luar. Tepat di depan Gereja, ternyata sudah siap Uskup dan beberapa Romo dan panitia yang sedang membuat api unggun. Woow... I was excited! Kami pun menunggu sampai api cukup besar, lalu misa dimulai. Ada pemberkatan api, lalu pemberkatan lilin - saya belum pernah melihat perarakan dan pemberkatan lilin Paskah begitu dekat. Biasanya di Jakarta saya melihatnya lewat layar monitor TV yang di pasang di salah satu sudut Gereja, atau cuma denger suara saja. Lalu tentu saja lilin dinyalakan dan doa-doa dan nyanyian. Lalu kami mengikuti lilin Paskah yang diarak ke halaman samping Gereja. Disana ternyata sudah disiapkan beberapa bangku. Saya dan suami yang tidak dapat bangku duduk di rumput sambil lilin terus dinyalakan. Nice! Sayang mereka tidak pakai microphone, jadi saya kurang bisa mendengar beberapa injil dan doa yang sedang dibacakan. Tapi toh saya senang. Kapan lagi misa dengan lilin dipayungi awan dan bulan dan bintang. Setelah sekitar satu jam kami misa di luar Gereja, kemudian lilin pun di pindah ke dalam Gereja, dengan perarakan dan kami mengikuti dibelakannya. Setelah kami semua di dalam Gereja, koor menyanyikan lagu disertai kerincing lonceng di dalam Gereja dan lonceng besar di luar Gereja pun berdentang ramai. Lalu misa dilanjutkan dengan pemberkatan air suci, pemercikan air, pembaharuan janji baptis, dan lain-lain... sama seperti di Jakarta. Alhasil misa kali ini berlangsung lebih lama, sekitar 2 jam. Misa terlama di Darwin yang pernah saya ikuti, dengan jumlah umat tidak lebih dari 100 orang.

Waktu pulang, saya melewati gereja Katolik Ortodoks yang ternyata ramai banget. Orang-orang bahkan sampai mengikuti misa di jalan dan seberang jalan gereja! Bisa dibilang ini pemandangan langka di negeri kangguru ini, dimana orang banyak banget berkumpul di Gereja. Amazed! Saya jadi merasa Paskah, terutama malam paskah lebih meriah daripada Natal. Apalagi dengan berbagai ritual Misa yang jauh lebih dari biasa, bahkan lebih dari misa malam Natal. Jadi lebih berasa gregetnya (lho?...). Tapi satu hal, ternyata misa Gereja Katolik dimana aja bener-bener sama lho. Sudah terbukti. :D

Anyway,... Happy Easter everyone.

Wednesday, April 4, 2007

Teman Lama


Ada seorang teman,... teman lama. Kapan terakhir aku berjumpa dengannya? Tak bisa lagi kuingat. Apakah dia sahabat baikku? Tidak juga. Apakah aku pernah dekat dengannya? Tidak sama sekali. Apakah aku sering mengingat-ingat atau berharap bertemu dengan dia? Sama sekali tidak. Apakah aku mengidam-idamkannya? Gak lah yaa....

Lalu kenapa dia seringkali masuk ke dalam mimpi-mimpiku akhir-akhir ini? Bukan satu dua kali. Bukan mimpi buruk, tapi bukan juga mimpi yang mudah aku lupakan.

Aaah.... mudah-mudahan mimpi itu hanya mimpi.....

Bocah


Duuh,... enak ya jadi anak kecil. Nggak ada beban, gak usah mikir yang susah-susah. Paling susah paling mikir soal matematika. Kerjaannya main, makan, dan tidur. Ngomong-ngomong soal main, anak kecil jaman sekarang sama jaman dulu rasanya berbeda jauh ya. Saya ingat, permainan saya waktu masih imut-imut adalah congklak, petak umpet, main karet, ular tangga, masak-masakan, atau sekolah-sekolahan. Tapi sekarang, anak-anak lebih suka duduk di depan monitor PC atau TV, main playstasion, online game, ke game center, gameboy, bahkan chatting. Kalau dulu waktu libur atau week end diisi dengan acara berenang, ke puncak, kebun binatang, atau pantai,... Tapi sekarang pasti lebih banyak ke Mall. Secara dulu mall di Jakarta masih bisa diitung pake jari tangan sebelah tangan.

Foto di atas diambil 2 minggu yang lalu di pantai Ancol, Jakarta. Ternyata masih banyak keluarga datang dan beraktivitas di pantai meskipun pantainya bisa dibilang alakadarnya. Maksudnya nggak ada indah-indahnya. Tapi yaaa... daripada musti pergi jauh ke luar kota kali ya. Mau ga mau pantai 'indah' Ancol jadi pilihan pertama bagi orang Jakarta yang mau berekreasi di pantai sebagai pengganti Mall. Meskipun pasir pantai Ancol hitam, dan air lautnya tidak jernih, senang juga melihat orang-orang yang gembira berekreasi disana. Terutama anak-anak. Kapan ya pantai Jakarta bersih dan indah, nyaman dan bebas dari sampah?..... Ngimpi aja deeeeh!

Sunday, April 1, 2007

Comin', Goin', Stayin'....


I'm now finally back in Darwin, safe and sound, and.... awake.

But frankly,... I'm confused. Too many things too write, don't know where to start. One thing for sure, it was the best 5 weeks holiday I've ever had. Even though my home duties changed into driver and porter (tukang angkat barang!) - mmm..... only when sister move to other room, though! My dad even said I'm stronger than before, in context when taking heavy things around. Gossh!... But at least I don't have to cook ;p and of course I had a lot of fun catch up with friends. Rebecca's visit, went to Java Jazz Festival, clubbing at X2 were the highlight of this trip.



Thank you to my parents, sisters and friends for having sharing and spending time with me. You are all precious to me. I'd love to extend my stay there, I really do. But it's time for me to come to other home of mine, a 'home' who I promised to spend my life with.

I'll be coming back to Jakarta, for sure! In the mean time, stay in touch, guys! :)

Check out more pictures in
here.