Showing posts with label In Bahasa. Show all posts
Showing posts with label In Bahasa. Show all posts

Sunday, February 22, 2009

Kaki Ayam Buat Si Kecil

Pernah makan kaki ayam alias ceker? Gue belom. Kalo liat orang makan ceker merah dimsum sih kayaknya sih enak ya. Kalo dipikir-pikir, kasian juga itu ayam, dari ujung kepala sampe ujung kaki di dayagunakan manusia. Tapi ga semua manusia mendayagunakan ayam sesadis itu. Cuma orang Asia kebanyakan, terutama orang Indo dan cina. :) Di dunia Barat dan Timur Tengah makan kepala n kaki ayam termasuk gak umum.

Sehubungan dengan si raja kecil yang gak lama lagi bakal belajar jalan, gue dapet info dari para tetua terutama my mum kalo si raja kecil HARUS makan kuah/sop ceker. Katanya sih supaya kakinya kuat dan bisa cepet jalan. Gue sih setuju ajah kalo emang buat kebaikan. Tapi daddynya si raja kecil ketawa gede banget waktu gue kasih tau. Soalnya gak ada di kamus nya makan kaki ayam, apalagi buat bayi. Tapi dia juga setuju aja kalo emang baik tujuannya hehehe... Masalahnya, dimana cari ceker di dunia antah berantah sini?!

Untung gue punya banyak teman yang baik hati. Tanya sini, tanya sana, akhirnya ada juga yang punya kenalan tukang jagal ayam di pasar. :) Seplastik isi kurang lebih 20 ceker akhirnya nyampe juga di rumah kemarin. Geli juga liat ceker putih mentah banyak begitu. Tapi yang gak kalah heboh kok malah suami gue. Dengan semangat empat lima dia susun beberapa kaki di piring terus ngotot mau berfotoan sama sepiring ceker mentah. Ck ck ck...ternyata bul-bul ada yang norak juga ya :D

Saturday, February 23, 2008

Pahlawan Perut

Tinggal di dunia antah berantah jauh dari tanah air, tidaklah mudah, terutama kalo ngomongin tentang urusan perut. Sebab yang pertama adalah saya lebih suka makan daripada masak. Sebab kedua, meskipun lidah gak rewel, dalam arti saya pengunyah segala macem makanan, tetapi makanan yang saya nikmati lebih dari tiga puluh tahun adalah makanan nusantara dan rumahan buatan nyokap. Sebab ketiga, bumbu dan bahan makanan nusantara tidak lengkap tersedia. Dan sebab ke-empat, masakan Indonesia cukup sulit dibuat (at least buat saya). Maka jadilah meskipun saya juga menikmati segala penganan asli barat seperti cream soup, steak, panggang-panggangan, berbagai macam keju, berbagai macam penganan dari berbagai negara lain seperti kari-nya India, mezze dan shawarma-nya Arab, pasta dan pizza-nya Itali, laksa dan pad-thai-nya Thailand, pangsit dan ayam asem manis-nya chinese, dll, tetap aja keinginan untuk nguyah masakan nusantara gak luntur dan seringkali terlintas.

Sayang di tempat saya tinggal sekarang gak ada restoran masakan Indonesia dan sejauh ini cuma ada satu restoran yang menyediakan masakan khas asia yang cukup otentik, tetapi bukan masakan Indonesia. Bikin sendiri? Selain bahan-bahan susah dicari, bikinnya ribet, dan belum tentu enak. Cari bumbu jadi? Gak ada juga. Jadi gimana?

Saya ternyata cukup beruntung ketemu sama bu Minul (bukan nama sebenarnya). Dia perempuan sederhana setengah baya yang mengikuti suaminya bekerja sebagai staff lepasan di kedutaan Indo dan tinggal disini sudah lebih dari 8 tahun. Hobinya cuma satu; Masak. "Saya cape kalo gak masak", itu katanya suatu hari. Maksudnya dia bosen kalo gak masak. Dia gak suka shopping dan bergosip ria, juga takut kalo bepergian sendirian. . Ia bukan aja bisa bikin segala macam masakan dan kue basah khas indo, ia bahkan bisa bikin tempe! Cuma ada satu pembuat tempe di kota ini, ya si ibu Minul ini. Kelebihannya bukan aja bisa bikin segala macam masakan yang tentunya cocok di lidah saya, tetapi juga bisa mengolah dan menemukan berbagai bahan dan bumbu-bumbu yang ada buat menggantikan bumbu-bumbu asli. Saya seringkali heran bagaimana dia bisa menemukan berbagai bahan yang tidak bisa saya temukan di tempat biasa saya berbelanja.

Karena hobinya itu kadang-kadang ia membuat penganan kecil untuk dijual diantara teman-teman atau membantu memasak untuk keperluan kantor suaminya. Tetapi saya dan teman 'sealiran' (sama-sama senang makan tapi males masak) punya ide lain. Entah bagaimana awalnya, tetapi kami pun mulai mengkaryakan hobi si Ibu Minul ini dengan cara memesan berbagai macam masakan untuk konsumsi rumah tangga kami sendiri. Sejak beberapa bulan belakangan saya pun gak terlalu nge-ces kalo inget dan pengen makan masakan indo. Tinggal angkat telpon dan pesen. Ya tentunya terus harus kami ambil dan bayar. :) Bu Minul dengan senang hati belanja dan membuatkan masakan pesanan untuk kami. Saya senang, baby senang, perut senang, Hubby senang, dan bu Minul pun senang ... ;p

Gak pernah membayangkan kalau ternyata disini saya bisa menikmati sop buntut, nasi uduk lengkap dengan lauk pauknya dan sambel kacang, soto ayam, rendang pedes, baso, berbagai macam krupuk dan kripik, berbagai macam sambel, goreng-gorengan tempe dan tahu, dan bawang goreng, sampai makanan kecil seperti risoles, lemper, martabak, bakwan, dll!!

Buat saya,

Bu Minul, penyelamat lidah dan perut.
Bu Minul, orang paling penting di kota ini.
Bu Minul, is my hero :)

Saya pernah membayangkan kalo gak ada bu Minul di kota ini, aaargh,.... jangan sampe !!

Thursday, February 7, 2008

Aneh

Beberapa pesan dan peringatan dari teman dan keluarga hari ini di Yahoo Messager hari ini adalah: "Hari ini Rabu Abu lho. Ke Gereja?"

Iya, gue tau hari ini memang hari Rabu Abu buat umat Katolik sedunia, tapi sayangnya, kecuali untuk dunia bagian sini, dimana gue berada saat ini. Hari ini bukan hari Rabu Abu buat gue, dan buat umat Katolik di negara ini. Aneh?

Rupanya gereja Katolik di negara ini berteman sangat akrab dengan gereja Ortodoks. Ternyata pula masing-masing gereja menjalani rutinitas gerejaninya berdasarkan kalender yang berbeda. Ternyata lagi, ada berbagai macam kalender yang dipakai manusia sejak jaman dahulu kala. Kalau mau lihat sedikit penjelasannya (yang cukup bikin pusing), silahkan liat di disini dan disini. Singkatnya, kalender yang manusia sedunia pakai secara umum sekarang ini adalah Gregorian Calendar, yang merupakan penyempurnaan dari Julian Calendar yang mulai diperkenalkan Julius Caesar taun 45 BC (before Christ) - sebagai pengganti dari Roman Calendar yang kemudian dipake sampai dengan keluarnya Gregorian Calendar di tahun 1500-an. Gregorian Calender kemudian menjadi kalender umum yang dipakai manusia di dunia. Tetapi entah kenapa, Gereja Ortodoks ngotot mau pake Julian Calendar, sampai sekarang.

Keakraban gereja Katolik (dan Kristen) dan Ortodoks di negara ini menyebabkan mereka bikin perjanjian untuk merayakan Natal berdasarkan Gregorian Calendar yang dijalani umat Katolik dan dunia pada umumnya, dan merayakan Paskah berdasarkan Julian Calendar, yang digunakan gereja Ortodoks.

Jadi dimana dunia bakal ber-paskah ria tanggal 23 Maret, gue bakal baru mulai masa prapaskah - Rabu Abu tanggal 12 Maret, dan ngerayain Paskah tanggal 27 April.

Ya inilah satu lagi keunikan dan keanehan tinggal di negara bagian sini. Seru? Aneh? Yaa.. gak bisa laen selain dijalanin aja. :)

Tapi ada yang lebih aneh lagi. Gak ada hubungannya sama topik rabu abu sih..... ini nih. ;p

Anyway, selamat memulai masa pra-paskah, I hope that all of you have a blessed Lent.

Wednesday, January 23, 2008

Hello! SOS!

Akhir-akhir ini gue....

Suka lupa apa yang mau diomongin. Orang yang diajak ngomong udah nungguin gue mau ngomong apa, mulut pun udah mangap,.. tapi kok gue lupa mo ngomong apa....

Kurang bisa multitask... misalnya:
Kalo lagi nyetir, gak bisa sambil ngomong. Kalo ngomong bakal jadi kayak gini ni "mmm.... i mean it was.... mmm what I was saying?.... mmm yes, I mean it wasn't good enough that...what do you call it... ouch... that car didn't indicate! ooops... I have to turn right back there.... "... and on on.... never ending statement.
Kalo lagi masak, gak bisa sambil nonton
Kalo lagi telpon, gak bisa sambil chatting di komputer
Kalo lagi makan, gak bisa sambil tidur (ya iya laaaah..!)

Suka lupa apa yang mau dilakuin... misalnya:
Mau nge-google sesuatu, pas googlenya udah kepampang di monitor,.. terus blank. Mau google apa ya tadi? lupa loh...

Suka lupa nama ato istilah2 tertentu...misalnya
Mau nyebut nama seorang teman,...tapi tiba-tiba ditengah percakapan lupa banget nama orang tersebut
Kadang malah lupa nama yang gue ajak ngomong
Atau kadang mau nyebut satu kata tapi gak bisa inget istilahnya, sampe musti ngeles dibelokin pake kata-kata lain.



Kenapa ya? Tanda-tanda ketuaan kali ya. :) Mungkin perlu terapi otak lebih banyak. Contohnya dengan ngerjain kerjaan2 yang lebih pake otak. misalnya... hmmm... isi tts, maen sudoku, bikin budget belanja, hmm.. kurang menantang ya... coba sapa yang mau kasih gue kerjaan menantang... itung-itungan? translation? project ini itu? silahkan loh.

Tapi setelah baca beberapa buku dan browsing, ternyata nemu satu excuse. Katanya sih absentminded atau pelupa during pregnancy itu wajar. Sebabnya bisa baca sendiri disini. Intinya kalo lagi hamil bisa jadi lebih pelupa ato 'lemot' alias dung-dung. Bener ga bener,..percaya ga percaya tapi masalah forgetful atau absentminded selalu ada dalam tiap buku dan website yang ngebahas tentang pregnancy.

So that's my excuse. Gue gak pelupa ato lemot kok. :) Cuma sementara aja. ;p

----update (5 Feb 08) - baca artikel ini----

Sunday, October 14, 2007

Ketupat Lebaran

Lebaran,... selalu jadi salah satu penyebab saya kangen pulang kampung. Bukan karena saya ikut ngerayain, bukan karena kangen ramenya beduk dan takbiran, bukan karena hebohnya petasan, bukan karena sepinya jalanan Jakarta, tapi karena...anteran ketupat (dan teman-temannya) dari tetangga-tetangga! Ada tetangga Jawa, yang semur dan lodehnya mantap, ada tetangga Sunda yang opornya leker, dan ada tetangga Padang yang rendang dan sambel goreng hatinya pedes bukan main. Ketupat plus lauk pauknya yang bersantan, pedas, berlemak, plus krupuk dan sambel, aaaah.....slurp.. slurp... :)

Gak terasa udah 3 tahun absen lebaran di Jakarta, dan tiap tahunnya saya ada di tempat yang berbeda. Dua tahun sebelum ini, di Adelaide dan Darwin, Australia, dimana Lebaran tentu saja tidak terasa. Tahun ini, di salah satu negara di Middle East. Mau tau gimana ramenya lebaran disini? Ternyata sama saja seperti di Australia. Lebaran tahun ini disini dirayakan pada tanggal 12 Oktober, bukan 13 Oktober seperti di Indonesia. Buat kami yang tidak merayakan ternyata sama sekali tidak merasakan suasana meriahnya Eid / Idul Fitri. Malam sebelum Eid, gak ada ramai-ramai beduk lebaran, gak ada rame-rame takbiran, acara TV Dubai dan Saudi Arabia (saya tidak bisa menangkap acara tv lokal) tidak ada yang berubah, gak ada acara special Lebaran. Toko-toko kebanyakan tutup, tetapi supermaket dan restoran buka seperti biasa. Sama seperti hari Jumat secara umum. Kota lebih sepi dari biasa, dan tidak ada suara petasan. Intinya, semua berjalan normal seperti biasa! Kantor-kantor libur 2 hari. Sangat amat mengherankan terutama buat saya yang biasa tinggal di Indonesia. Meskipun tidak ikut merayakan lebaran, tapi dampak dari hari raya ini sangat terasa di Indonesia, bukan cuma buat mereka yang merayakan, tapi hampir bagi semua warga. Seenggak-nggaknya jalanan lebih sepi dari biasa, tontonan TV semua bertema lebaran, yang kerja dapet bonus THR, sebagian dapet libur lebih dari satu minggu, dan sebagainya. Jadinya saya gak tau warga jordan ini ngapain aja untuk ngerayain Lebaran. Mungkin mereka bersilahturahmi antar keluarga saja. Sepertinya juga tidak ada perayaan besar kenegaraan. Yang pasti, secara umum saya tidak merasakan suasana lebaran di kota ini. Kesimpulannya: Lebaran di Indonesia jauh lebih heboh dan ramai, dan lebih asik karena ada ketupaaat. :)

Anyway, for those who celebrate, have a blessed Eid day. :)

Sunday, September 30, 2007

Bamboo Mambo

Ada taneman baru di dalem rumah. Gak jelas taneman apa, tapi yang punya toko nyebutnya bambu. Yang berulir-ulir gini kalo gak salah namanya love bamboo.

Sebenernya sih gak sengaja, kebetulan aja nemu vas gede lagi sale. Ke toko bunga, cari yang cocok, kebetulan juga nemu taneman ini yang tampangnya unik, tinggi, tahan lama, dan gak perlu banyak perawatan. Tinggal di jogrokin aja di vas dan diganti air tiap minggu.
Ternyata taneman ini juga masih tergolong salah satu lucky bamboos. Menurut feng shui taneman bambu simbol keberuntungan dan kesuksesan karena bambu tumbuh cepat dan kuat. Punya taneman bambu di rumah dipercaya bisa meningkatkan energi di dalam rumah, memberikan penghuni rumah energi tambahan buat menghadapi hari-hari dalam kehidupan mereka. Juga dipercaya membawa keberuntungan pada rumah, bisnis, dan orang-orang yang dicintai. Sifat bambu yang mudah menyesuaikan diri dengan cuaca, dan dapat bertahan lama, menjadi simbol dari kemampuan untuk maju terus dan beradaptasi dengan perubahan dalam hidup. Tanaman bambu yang disimpan di dalam rumah dan kantor akan membantu pertumbuhan dalam segala aspek dalam kehidupan. Tanaman ini juga melindungi penghuni rumah dari 'unforseen force'.

Hmmm...gak tau bener apa nggak, tapi mudah-mudahan bener deh. Yang pasti sih it's nice to see green fresh thing in the house.

Monday, September 17, 2007

Menikmati Film Indonesia

Dua bulan terakhir ini saya menyempatkan diri nonton beberapa film Indonesia. Maklum, saya sempet bawa beberapa vcd film Indonesia dari hasil pulang kampung bulan Maret kemarin. Sebagian lagi hasil dari pinjam meminjam dari seorang Indonesia yang lain yang tinggal di kota ini.
Ada empat film yang berhasil saya tonton dalam dua bulan terakhir ini. Menarik. Ada yang 'sinetron banget', ada yang kaku, ada yang norak, ada yang cukup bagus, ada yang menyentuh, dan hampir semuanya gak masuk diakal.

Tapi saya gak peduli, saya menikmati semuanya. Saya menikmati kenorakan dan kekakuan bintang-bintangnya, gak garuk-garuk karpet lantaran gemes karena ketidakmasuk akalannya, menikmati salah satu film yang diproduseri Mr. Punjabi yang dibintangi bintang-bintang sinetron remaja papan atas yang lebih mirip sinetron daripada film layar lebar. Menikmati tiap adegan, setting dan permainan kameranya, menikmati bahasanya yang kacau, juga menikmati film yang harusnya menyeramkan tapi malah bikin saya senyum-senyum. Menikmati musiknya, dan menikmati cerita dan akting di salah satu film yang bisa membuat saya menitikan air mata.

Sedikit intermezzo, suatu hari hubby pulang pada saat saya masih menonton salah satu adegan dimana banyak remaja-remaja berpesta di suatu acara pantai. Ceritanya si tokoh utama dicekoki minuman keras sampai mabuk di lantai dansa. Hubby dengan polosnya bertanya,... "Itu cewek kenapa? mabuk? dia keliatan aneh" ;p Saya cuma senyum-senyum, sedikit malu, menjawab 'iya'.

Kembali ke perbincangan semula, biar bagaimanapun saya menikmati tiap detik dari tiap film tersebut. Mungkin karena sudah lama saya tidak melihat tontonan dalam bahasa Indonesia, mungkin karena setiap film unik, membuat saya gak peduli, dan yang pasti membuat saya kangen tanah air.

Tapi teteep,... ada satu hal yang saya harus akui cukup mengganjal. Setelah film ke-tiga saya mulai menyadari satu adegan yang tidak perlu yang cukup janggal yang ada di setiap film yang saya tonton. Adegan tersebut adalah adegan di bawah guyuran hujan. Ya, adegan itu. Sepasang sejoli berhujan-hujanan di bawah guyuran hujan deras, entah dalam situasi senang atau sedang dalam konflik. Entah sambil berlari-larian, sambil berpelukan, sambil marah-marah, atau cuma diam bengong meratapi nasib di bawah guyuran hujan buatan. Sebelum saya memutar film ke-empat saya berharap untuk tidak menemukan adegan ini. Tapi percuma aja. :)

Entah kenapa, sepasang kekasih dan hujan selalu ada dalam hampir tiap adegan di film Indonesia. At least ada dalam semua film yang baru aja saya tonton. Supaya lebih dramatis? Mungkin mau menunjukkan di Indonesia gampang turun hujan? Supaya si artis bisa lebih meresapi peran dan perasaannya? Please deeh....emang perlu banget ya??

Masih ada beberapa vcd lagi yang belum saya tonton. Akan menjadi kejutan manis kalo diantaranya ada yang 'kering' - bebas hujan.

Note:
Ini daftar film yang saya baru perbincangkan di atas plus rating.

1. Badai Pasti Berlalu (**)
2. Mirror (***)
3. Buruan Cium Gue (*)
4. Heart (****)

Saturday, August 4, 2007

Inget Kampung

Kemarin, tiba-tiba saya pengen nonton Harry Potter. Setelah ngeluarin segala bujuk rayu, akhirnya si hubby mau juga nemenin. Tapi bisa-bisanya kita keabisan tiket, padahal kita datang 1/2 jam sebelum film dimulai. Emang sih disini film ini baru keluar. Masih fresh dan rame, terutama kemarin yang notabene malem sebelum weekend. Ngomong-ngomong tentang keabisan tiket, kapan ya terakhir saya nonton keabisan tiket? Nggak inget. Mungkin juga karena kita gak terlalu sering nonton, tapi juga karena sebelum ini kita tinggal di Darwin, gak ada acara macet dan gak pake acara ngantri di bioskop. Mau film paling top, paling rame, ato paling heboh, kita bisa pegi dari rumah 10 menit sebelumnya, dan nggak pernah keabisan tiket ato dapet tempat duduk yang gak enak. Enak banget :)

Karena gak jadi nonton, jalan-jalan lah kita. Ketika mulai lapar, kita mutusin buat nyoba satu restoran asia yang katanya 'enak'. Setelah nyoba makan makanan asia di 4 tempat, sebenarnya saya sudah mau menyerah buat makan makanan asia di negeri ini. Selain gak autentik, juga rasanya biasa aja. Tapi karena rekomendasi teman-teman, akhirnya saya n hubby mencoba restoran Noodle House.

Aneh tapi nyata, saya hampir gak percaya sama pendengaran saya saat masuk dan memilih tempat duduk. Tapi benar! saya benar-benar mendengar lagu Yang Terbaik Bagimu-nya Ada Band! Lalu disusul lagunya Letto (lupa judul), lalu Satu-nya Dewa... dan seterusnya. Aaah.. jadi kangen Jakarta. Eerm...mungkin buat orang lain biasa aja. Tapi buat saya yang tinggal di negara orang, yang jauh dari peradaban Indonesia, rasanya benar-benar aneh dan surprise bisa mendengarkan lagu-lagu yang biasa saya dengar di Jakarta, dengan bahasa indonesia, di tempat umum di suatu restoran di kota ini. Senyum pun mengembang (*grin*).

Senyum semakin gede setelah melihat apa yang tersaji di meja.... pot-pot sambal! termasuk salah satunya cabe ijo kegemaran saya! Jadi saya bisa bebas ngambil sambal semaunya. yay! Catatan: Ini pertama kali saya liat ada sambal nangkring di atas meja restoran. Makanannya pun ternyata gak mengecewakan,..seenggak-enggaknya jauh lebih baik dari pada restoran asia lain yang pernah saya coba.

Kesana lagi? Pastinya!








Monday, July 9, 2007

7 Keajaiban Dunia (Baru)

Main article: New Seven Wonders of the World

Two "New Seven Wonders" lists have been promoted since
2000.

In 2001 an initiative was started by Swiss corporation New Open
World Corporation (NOWC) to choose the New Seven Wonders of the World from a
selection of 200 existing monuments for profit. Twenty-one finalists were
announced January 1, 2006. The results were announced on July 7, 2007 and are:

Great Wall of China, China
Petra, Jordan
Christ the Redeemer (statue), Brazil
Machu Picchu, Peru
Chichen Itza, Mexico
Colosseum, Italy
Taj Mahal, India
Great Pyramid, Egypt [Honorary Candidate]


Sumber:Wikipedia


Saya jadi bertanya-tanya. Mana Candi Borobudur? Bukankah Borobudur termasuk salah satu dari 7 Keajaiban Dunia juga? Itu yang saya dengar dan pelajari waktu kecil.

Tapi, setelah selidik sekilas di dunia google,... gak ada informasi yang mengatakan kalau Borobudur termasuk dari 7 Keajaiban Dunia. Candi Borobudur gak pernah termasuk dalam daftar dari 7 keajaiban dunia!! Borobudur cuma masuk di daftar “The Forgotten Wonders di situs WonderClub.com.
Juga Borobudur diakui sebagai salah satu dari daftar warisan dunia (World Heritage List/WHL) oleh UNESCO Nomor 592 Tahun 1991.

Lalu kemarin, telah dikeluarkan daftar 7 Keajaiban Dunia Baru. Daftar ini berawal dari sebuah yayasan di luar negeri yang mengampanyekan program New Seven Wonders of the World. Dipelopori oleh petualang asal Swiss, Bernard Weber, pemilihan tujuh keajaiban dunia versi baru ini dimulai dari tahun 1999, melibatkan 20 juta orang di dunia dengan sistem jajak pendapat melalui internet dan telepon. Pemilihan nominasi dilakukan secara bertahap. Pada awalnya telah masuk 200 unggulan dari berbagai negara, yang selanjutnya diperas secara bertahap hingga menjadi 21. Konon, sejak babak awal seleksi, dari 200 usul menjadi 70 unggulan, Candi Borobudur, tidak termasuk sebagai finalis. Sedangkan Opera House Sydney dan Patung Liberty masuk dalam daftar. C'mon.... how silly was that ??!! Gak tau siapa yang salah, si pak Weber yang kuper dan bukan petualang sejati, ato instansi terkait tertentu di Indonesia yang gak tanggap dan cekatan.

Ada berbagai kelemahan dari program ini:

  • Pemilihan ini tidak diakui oleh lembaga internasional seperti UNESCO dan dianggap sebagai proyek pribadi Pak Webber.
  • Negara berkembang seperti Indonesia yang kurang akrab dengan internet dan telepon kurang bisa mensosialisikan pemilihan ini.
  • Kriteria pemilihan tidak jelas, cuma berdasarkan selera pemilih. obyektivitasnya diragukan
  • Jajak pendapat yang menggunakan internet dan telepon juga akan membatasi responden pada kalangan tertentu yang akrab dengan internet maupun telepon internasional saja.
  • Sistem pemilihan sama kayak pemilihan bintang idola televisi
  • Pemenang adalah yang bisa mengumpulkan dukungan dengan berbagai cara, belum tentu yang terbaik.
Walaupun demikian, hanya sebagian kecil (salah satunya mungkin saya) yang menyadari hal diatas. Daftar 7 Keajaiban Dunia Baru telah disebarluaskan, mendunia, dan cukup sensasional. Siapa yang akan peduli sama kenyataan diatas? Siapa yang akan peduli sama sejarah pemilihan daftar baru tersebut? Daftar baru sudah di keluar dan di sebarluaskan. Tentu saja akan menguntungkan negara-negara yang tercantum dalam daftar baru tersebut, terutama untuk meningkatkan popularitas dan tujuan pariwisata, dan meningkatkan pendapatan negara.

Contohnya adalah tempat dimana saya tinggal sekarang, masyarakat merayakan hasil jajak pendapat tersebut dengan kembang api dan keramaian di tengah kota semalam suntuk. Tentu saja setelah sebelumnya rakyat didorong untuk berpatisipasi dalam jajak pendapat ini. Dimana-mana di pasang slogan "Vote for Petra". (Untuk catatan, Petra memang pantas untuk dinobatkan jadi salah satu keajaiban dunia)

Kembali ke Candi Borobudur. Berdasarkan fakta diatas memang tidak seharusnya menjadi masalah kalau Borobudur tidak termasuk dalam daftar diatas. Tetapi, apa salahnya kalau bisa masuk dalam daftar tersebut atau setidak-tidaknya termasuk dalam finalis? Bukankah akan menambah kepopuleran, kebanggaan, dan pendapatan bangsa? Kenyataan bahwa candi ini bahkan tidak termasuk dalam daftar finalis, sangat mengecewakan. Beberapa orang asing yang saya kenal bahkan sangat menyayangkan hal ini. Pertanyaannya adalah: Mengapa?? Kurang tua? Kurang otentik? Kurang ajaib? atau kurang terkenal?

Kenyataan bahwa Borobudur masih termasuk dalam daftar WHL dimana kriteria WHL sangat jelas dan melalui proses penilaian yang panjang, serta dimonitor secara terus-menerus sebenarnya cukup membanggakan. Tetapi sekali lagi, hanya segelintir orang yang tau tentang hal ini.

Ditengah keterpurukan dunia kepariwisataan Indonesia, terutama karena alasan keamanan, travel warning yang disebarluaskan lewat internet untuk memperingatkan warga negara asing 'bahaya'nya travel ke Indonesia, masuknya Airlines Indonesia dalam blacklist di Eropa, ditambah berita 7 keajaiban dunia baru ini tentunya akan mempengaruhi persepsi masyarat dunia. Nama Borobudur mungkin akan semakin tenggelam dan akhirnya jumlah wisatawan asing akan semakin berkurang.

Duh, napa jadi sok nasionalis dan serius banget ya? Cape juga serius gini :D But I', seriously annoyed with this. Gemes gitu loh. :)

Tapi, ok juga kali ya kalau bisa liat beberapa tempat yang disebut 7 Keajaiban Dunia Baru itu. Dari sini, mudah-mudahan saya bisa liat Petra, Collosseum di Itali, dan Great Pyramid di Mesir. (*grin*)

Wednesday, June 13, 2007

1-3 Jam Aja, Please

Baru pulang dari spouse meeting.

Ternyata not too bad, secara kali ini cuma berlangsung 1,5 jam, nyantai, dan gak pake alkohol. Meskipun acaranya cuma ngobrol dan makan makanan kecil, ngopi, dan nge-teh.

1-3 jam rasanya pas banget buat acara begini. Gak sampe kembung ato mabok karena kebanyakan minum, gak sampe berbusa karena kebanyakan ngomong, dan gak sampe bengong karena keabisan bahan omongan.

Coba tiap acara cuma 1-3 jam aja. I wish!

Thursday, May 31, 2007

Kesayangan

Duduk di Business Class dalam pernerbangan jarak jauh ternyata amat sangat nyaman dan gak ngebosenin. Selain perbedaan tempat duduk, service dan menu makanan yang lebih ok daripada kelas ekonomi, kita juga dimanjakan dengan fasilitas entertainment yang 'meriah'. Meriah karena selain banyak jenisnya, juga banyak pilihannya. Selain musik, games, internet, telepon (yang dua terakhir gak free of charge, of course), tentunya juga tersedia film-film. Semua itu bisa kita akses di monitor dan remote control (yang sekaligus bisa dipakai sebagai alat komunikasi telepon) yang tersedia di bangku masing-masing penumpang kelas bisnis. Bayangkan, ada lebih dari 10 games, 500 lagu/musik, dan 500 film yang bisa saya pilih untuk saya nikmati. Jadilah pada saat semua penumpang (termasuk hubby) tidur lelap, saya jadi orang 'norak', satu-satunya yang dengan penasaran browsing alat entertainment itu, sampai-sampai saya lupa tidur, dan buku yang sudah saya siapkan dari rumah pun gak tersentuh (*grin*)

Abis puas browsing isi peranti entertainment yang cukup canggih itu, akhirnya saya memutuskan nonton film. Nggak ragu-ragu saya langsung mencari satu film yang saya belum sempat tonton dan ingin sekali saya tonton, Music and Lyrics. Kenapa dari sekian banyak film yang bagus dan berbobot saya memilih film itu? Pertama, karena film itu pasti ringan, cocok buat saya yang sebenarnya sudah sangat lelah saat itu. Kedua, karena si aktor pemain utama di film itu. Yep, film itu adalah film terbarunya si Hugh Grant.

Dia bukan idola, saya pun bukan big Hugh Grant fans. Cuma suka. Entah kenapa. Kenapa ya?? Aktingnya biasa banget. Tampangnya pun gak cakep-cakep banget. Filmnya, semua drama. Gak variatif, dan membosankan. Kelakuan aslinya pun minus abis. Tapi saya ingat, dari beratus-ratus patung lilin artis film di Madame Tussaud Hongkong, saya memilih berfoto disebelah patung lilin Hugh Grant (kalo bukan nge-fans, norak kali ya ;p). Yaah... begitulah, apa daya saya terpikat sama mata sayunya dan aksen inggrisnya yang kental, dan charmingnya, dan tidak peduli sama apa kata orang lain dan dunia tentang cowok satu ini.

Sekarang tentang film Music and Lyrics. Drama komedi, ringan, secara keseluruhan biasa aja. Banyak keganjalan dan kekurangan sana sini (cieeh .... ). Tapi yang bikin menarik dan mengagetkan adalah ternyata aktor kesayangan saya ini bisa nyanyi dan nari di film. Meskipun narinya norak-norak gimanaa gitu, tapi jadinya bikin film ini menarik dan enjoyable. Dan satu hal, dia benar-benar menyanyikan semua lagu-lagu yang dinyanyikan dia di film ini. Acungin jempol! Suaranya gak heboh banget, tapi not too bad lah. Lagu paling norak (tapi lucu) yang dijadiin lagu pembuka film ini sempat stuck di kepala sampai seminggu (dooh!). Tapi ada lagu yang enak juga, nih ada liriknya. Intinya, Hugh Grant tetep jadi salah satu aktor kesayanganku lah (*grin*).


**********************************************


I've been living with a shadow over head
I've been sleeping with a cloud above my bed
I've been lonely for so long
Trapped in the past, I just can't seem to move on

I've been hiding all my hopes and dreams away
Just in case I ever need them again someday
I've been setting aside time,
to clear a little space in the cornners of my mind

All I want to do is find a way back into love
I cant make it through without a way back into love

I've been watching but the stars refuse to shine
I've been searching but I just dont see the signs
I know that its out there
There's got to be something for my soul somewhere

I've been looking for someone to shed some light
Not just somebody to get me through the night
I could use some direction, and I'm open to your suggestions

All I want to do is find a way back into love
I cant make it through without a way back into love
and If I open my heart again
I guess I'm hoping you'll be there for me in the end

There are moments when I dont know if it's real
or if anybody feels the way I feel
I need inspiration, not just another negotiation

All I want to do is find a way back into love
I cant make it through without a way back into love
and If I open my heart to you
I'm hoping you'll show me what to do
and if you help me to start again
you know that I'll be there for you in the end


*Way Back Into Love - Ost Music and Lyrics*

Tuesday, May 29, 2007

Cerita Dari Balik Balkon

Hari ini menjelang sore langitnya kelabu. Bukan karena mau turun hujan, matahari bersinar cerah. Dari balkon selatan apartemenku bisaku lihat lautan bangunan putih-kecoklatan, antenna, dan piring satelit.
Bisa kudengar cicit burung bersahut-sahutan.

Bisa kudengar pula dentang lonceng gereja bergaung indah di telinga, nyaman di hati. Ironis betul. Hampir tak pernah ku dengar lonceng gereja di tempat ku tinggal sebelum ini.

Lalu kupandang tanaman-tanaman kecil di ujung balkonku. Ada yang kering, bingung mau hidup atau mati. Ada yang segar, menari-nari bersama angin, ada yang riang memamerkan kelopaknya yang mekar indah, bersemu dicumbu lebah-lebah yang datang. Yang lain malu-malu bersembunyi dibalik kuntum mudanya.

Langit sepi. Tak berbau.
Aku terdiam, berusaha menyerap semua dalam ingatan.

Entah emosi apa yang akan timbul saat sepuluh tahun lagi memori ini tersentuh dalam otakku.

Monday, April 23, 2007

Tragedi Mulut Mencong

Saat ini, tepatnya 4 jam lebih 15 menit setelah 2 geraham atas kiriku di tambal, yang terasa cuma efek obat bius (anesthetic) di gusi tempat gigi yang bersangkutan dan sekitarnya. Seperti bisa dibayangin, obat bius itu di masukan secara tidak senonoh (baca: nyeremin), yaitu lewat jarum suntik yang ditancapkan di gusi. Emang sih waktu proses penambalan saya bisa dengan asyiknya nonton tv yang diletakan di atas kursi pasien, tepatnya di langit-langit ruangan. Tapi setelah selesai, saya baru sadar pas kumur-kumur... hmm... kayaknya ada yang aneh nii. Kok rasa numb (baca: mati rasa/baal) nya kok kenceng banget ya. Sampe-sampe ga bisa kumur dengan benar. Bahasa jawanya 'jeleweran' kemana-mana. Dengan santainya sang dentist bilang rasa numbnya baru bakal ilang in a few hours. Dengan gagahnya saya bilang ok, no worries, meskipun rasa baalnya kayaknya makin berasa aneh. Baru sadar waktu akhirnya saya ke toilet dan ngaca. Aiih... bibirku jadi mencong. Tepatnya bibir atas-kiriku melorot, miring kebawah dan ga bisa digerakin

Oops...! Selain mengurangi keindahan (*mencong-grin*), juga rada susah minum, apalagi makan. Pikirku paling paling lama 2 jam lah ya. Taunyaaa... dah 4,5 jam niiii.... malah sekarang ditambah pusing karena belum makan.

Yaah.. sebenernya sih bisa aja makan... cuma males aja kan. Gak napsu.

Pikir-pikir, kenapa juga ya nambal gigi kok pake di bius segala. Perasaan dulu (di Jakarta) ke dokter gigi bukan sesuatu yang mengerikan, kecuali buat cabut gigi, ya itu... karena pasti gusinya bakal disuntik obat bius. Maka tadi pagi saya ke dokter gigi dengan santai, karena saya tau cuma mau ditambal. Gigi yang bersangkutan pun pun ga berasa sakit, karena judulnya cuma betulin tambalan lama yang sudah rusak. Jadi bukan gigi bolong baru. Gak disangka..sang dentist begitu sadisnya.....langsung tancep jarum, nge-drill, ngorek, moles n ..yang paling nyebelin, sambil senyum-senyum doang... dasar iblis! :) Yakin, sebenernya obat bius dipake demi keyamanan sang dentist itu sendiri. Supaya dia ga keganggu sama pasien yang rese and bawel, yang sakit dikit teriak-teriak (*masih mencong-grin*). Yakin juga kalau dosis obat yang diberikan berlebihan karena seharusnya kan hanya bikin rasa 'tebal/baal'.. ga bikin sampe 'mencong' (*grrrr*)

Tambahan berita buruk... minggu depan saya musti balik lagi buat benerin tambalan 3 gigi lagi, kanan atas dan bawah. (*sigh*). Mmmm... gigiku ancur banget yak. Ketauan deeeh....
Kata sang dentist (baca iblis), plaque dan kerusakan pada tambalan adalah normal. Maka sikat gigi aja ga cukup. Harus dibantu sama dental floss. Jadi selain harus rajin sikat gigi (which I already did of course!), juga musti rajin nge-floss. Okelah Blis......

Sekarang yang penting saya laper nih. Makan dulu deh.


Monday, April 16, 2007

Ngoceh

Saat ini, aku...

nguap beribu kali tapi gak bisa tidur,
pingin minum tapi males ke dapur ambil gelas n air,
berasa gendut, magteh.. kebanyakan makan,
gemes sama ke-omdo-an teman-temanku,
sebel ga bisa ngeeng-ngeeng (baca: nyetir) sendiri,
bosen seharian nge-sensus dipidi,

Blah !....

Wednesday, April 11, 2007

Bingung Bahasa


Pardon my posting that I had to put in Bahasa lately. Since I just got back from Jakarta, Bahasa seemed to be the easiest and quicker way to write and blog at the moment. Plus I got confused with new language that I am now learning..... ;p So you have no choice but enjoy my stories in Bahasa for the time being.

Pernah belajar bahasa asing ? Pasti pernah. Kalo mau belajar bahasa asing bahasa apa yang pertama kali kalian dipelajari? Inggris? Pastinya ya. Rasanya gak perlu ditanya lagi kenapa. Jaman sekarang seperti sudah keharusan untuk mempelajari bahasa ini karna katanya bahasa
ini bahasa paling penting di dunia yang semakin global ini.

Lalu kalau sudah bisa cas cis cus atau paling nggak ngerti Bahasa Inggris dan diberi kesempatan buat belajar bahasa lain, dari seribu satu macam bahasa yang ada di dunia ini, bahasa apa yang kalian pengen pelajari? dan mengapa?

Bahasa Mandarin mungkin? Secara bahasa ini katanya jadi bahasa penting ke dua di dunia, terutama dunia bisnis, ditambah dengan mem-boomingnya film dan artis hongkong/asia, banyak orang jadi tertarik untuk bisa bicara langsung dengan artis hongkong pujaan mereka. Bahasa Jepang? Jerman? Perancis? Spanyol? Nice! Dengan berbagai alasan banyak orang mempelajari bahasa tersebut. Mulai dari ikut-ikutan teman, ikut-ikutan trend, sampai karena keharusan karena akan bekerja, sekolah, atau pindah ke negara yang mempunyai bahasa-bahasa asing tersebut.

Tapi apakah pernah terpikir buat belajar bahasa Arab ?? Terus terang, buat saya, gak kepikiran sama sekali. Pernah belajar bahasa Mandarin, dan pernah pingin belajar bahasa Perancis dan Spanyol. Gak pernah terbayang saya ngomong bahasa Arab, apalagi belajar. No offence, saya gak melihat perlunya saya belajar bahasa tersebut. Tapi sekarang, mau ga mau saya harus belajar,...(hiks)... karena saya sekarang sudah merasa perlu. Memang awalnya aneh, tapi setelah mulai belajar, saya jadi heboh sendiri. Ternyata seru, menarik. Sekaligus bikin pusing. Kepusingan ini wajar karena saya belajar secara intensif dan ekpress. Digenjot 4 jam sehari setiap hari untuk bisa mempelajari terutama percakapan penting sehari-hari, menghafal 1001 perbendaharaan kata baru dan dasar-dasar huruf arab untuk paling nggak bisa baca. Cukup melelahkan... (pffiuuh....)

Bahasa asing, apa pun itu, dari negara manapun, ternyata menarik untuk dipelajari. Saya baru sadar kalau bahasa ibu tetap menjadi dasar saya (dan saya yakin juga untuk kebanyakan orang) dalam mentranslate bahasa asing. Misalnya dulu, bila seseorang bicara bahasa inggris,.. otomatis otak saya akan mentranslate ke bahasa indonesia terlebih dahulu, dan kebalikannya. Tapi itu dulu... sekarang, semakin sering bicara/practice, hanya untuk vocab-vocab tertentu yang masih harus melalui proses panjang tersebut, selebihnya mengalir begitu saja.

Dan sudah hampir seminggu ini, saya belajar bahasa Arab dengan tutor yang menggunakan bahasa inggris. Maka prosesnya jadi lebih panjang. Pada saat si tutor bicara bahasa arab, lalu menstralate dalam inggris, otomatis otak saya translate ke Bahasa Indonesia dulu, lalu balik lagi ke bahasa inggris, lalu ke bahasa Arab. Dan sebaliknya. Jadilah beberapa kali saya 'belibet', bingung, dan akhirnya yang keluar dari mulut saya bahasa Indonesia. Duh bikin sakit kepala. :) Tapi ternyata bukan saya saja. My hubby, dia lebih sering lagi mengeluarkan kata-kata bahasa indonesia. Aneh! :D

Sunday, April 8, 2007

Paskahan

Tahun ini jadi juga saya Paskahan di negeri kangguru. Apa sih serunya? Ternyata menarik. Paskah termasuk hari raya penting umat Kristen di seluruh dunia, dimulai dari hari Jumat (Good Friday), Saturday, lalu Easter Sunday dan Easter Monday. Yep,... disini hari Senin juga masih libur nasional. Karena baru pertama kali saya merayakan Paskah di luar negeri, saya jadi membanding-bandingkan dengan perayaan Paskah di Jakarta.

Perayaan Paskah di Jakarta bisa dibilang cukup besar, juga termasuk di Gereja saya, yang kebetulan salah satu Gereja Katolik di bilangan Kemanggisan, Jakarta Barat. Karena Gereja saya besar dan jumlah umatnya sangat banyak, sampai-sampai dibutuhkan panitia yang solid dan cekatan terutama selama masa tri hari suci. Mereka harus mengurus segalanya demi kelancaran dan keamanan misa mulai dari parkir, sampai klinik P3K. Dimulai seminggu sebelum hari Paskah, yaitu Minggu Palma, lalu Kamis putih, Jumat Agung, Sabtu suci, dan hari Paskah itu sendiri, sejumlah ritual misa yang tidak biasa dijalankan. Hanya dibutuhkan 10-15 menit dari rumah ke Gereja pada hari minggu biasa. Tapi pada 3 hari sebelum Paskah kami harus menyediakan waktu ekstra, berangkat sekitar 1.5 -2 jam lebih awal untuk mendapatkan parkir dan tempat duduk di dalam Gereja. Tenda dan bangku tambahan memenuhi halaman dan jalanan di sekitar Gereja. Bahkan diadakan Misa pada jam yang sama di Aula yang berjarak tidak jauh dari Gereja agar bisa menampung semua umat yang datang pada jam yang sama. Panitia pun harus siap dengan perlengkapan video, TV, sound sistem, kipas angin, dan lain-lain agar umat yang berada di luar gedung Gereja bisa mengikuti Misa dengan baik. Misa pada hari-hari tersebut juga bisa dibilang 'spesial', sehingga membutuhkan waktu lebih lama dari biasa. Jumlah umat yang datang terutama pada hari Jumat Agung sore bisa mencapai 2000 atau lebih orang. Maka kami bisa menghabiskan sekitar 6 jam dari berangkat sampai tiba di rumah lagi. Sangat melelahkan. Tidak jarang tim P3K sibuk dengan orang yang pingsan atau pusing. Heboh dan cape banget kayaknya ke Gereja aja ya. :)

Tapi di sini, tepatnya di Darwin, saya hanya sempat ke Gereja pada hari Jumat Agung dan Sabtu Suci. Seperti di Jakarta, ternyata misa terbesar pada hari Jumat adalah jam 3 sore. Tidak seperti hari Minggu biasa, ternyata kali ini Katedral cukup penuh. Dan tidak seperti biasa pula, misa dipimpin oleh Uskup disertai 4 Romo. Misa hari Jumat Agung di Jakarta biasanya super lama karena ada pembacaan kisah sengsara Yesus disalib yang dibacakan beberapa orang sambil bernyanyi. Di sini, kisah sengsara Yesus dibacakan tanpa bernyanyi oleh beberapa orang, dan umat di ikutsertakan dengan menjadi 'orang Yahudi'. Sepanjang pembacaan injil yang cukup panjang itu semua umat berdiri. Entah mengapa, dengan cara seperti itu malah membuat saya lebih bisa meresapi pembacaan injil tersebut. Apalagi dengan menjadi orang Yahudi....rasanya aneh untuk ikut-ikut meneriaki dan menuntut Yesus untuk disalib. Di Jakarta, saat pembacaan injil ini saya biasanya ngantuk dan bisa tertidur (psssst ! ;p). Tidak disangka pula, ternyata ada acara cium salib. Hanya ada satu salib, terbuat dari kayu dan besar, mungkin sebesar saya ;p. Salib dipegang oleh 2 orang di kanan dan kiri dengan dasar salib menyentuh tangga altar. Rata-rata orang harus berlutut bila ingin menghormati salib dengan mencium kaki Yesus. Tapi beberapa orang hanya menempelkan tangan pada salib sambil sebelumnya menyentuh bibir mereka sendiri. Total misa selesai dalam waktu 1,5 jam saja, dan hanya dibutuhkan waktu 10 menit buat datang dan pulang ke rumah. Gak ada macet.


Pada hari Sabtu suci, ada Misa yang disebut Easter Vigil dimulai jam 10 malam. Seperti kebiasaan saya di Jakarta, maka saya pun datang mengikuti misa malam Paskah tersebut. Di Jakarta malam Paskah dimeriahi dengan misa panjang dengan perarakan lilin Paskah, pemberkatan air suci dan pembaharuan janji baptis. Saya pun datang ke Gereja malam itu dengan satu tujuan, harus datang dan ikut Misa malam itu karena saya meragukan kami akan punya energi cukup buat ke Gereja hari minggu paskah (karena akan mengundang tamu untuk makan siang bersama, sehingga kami pasti sibuk masak dan bersih-bersih seharian penuh). Tidak berharap akan ada misa meriah dan lama seperti di Jakarta. Waktu kami datang, Gereja masih gelap, dan umat yang datang gak banyak. Dari jauh keliatan seperti tidak akan ada Misa. Saya sempat bingung... apakah kami salah jam ??.... Tapi ternyata tidak. Tidak berapa lama setelah kami datang dan duduk, ada orang yang menawarkan lilin. Waah! Ternyata misanya pake lilin juga! Tidak berapa lama Romo memberitahu umat untuk semuanya pergi ke luar, ke halaman depan gereja dengan membawa lilin dan tas. Maka kita semua, mungkin hanya ada sekitar 80-100 umat berjalan ke luar. Tepat di depan Gereja, ternyata sudah siap Uskup dan beberapa Romo dan panitia yang sedang membuat api unggun. Woow... I was excited! Kami pun menunggu sampai api cukup besar, lalu misa dimulai. Ada pemberkatan api, lalu pemberkatan lilin - saya belum pernah melihat perarakan dan pemberkatan lilin Paskah begitu dekat. Biasanya di Jakarta saya melihatnya lewat layar monitor TV yang di pasang di salah satu sudut Gereja, atau cuma denger suara saja. Lalu tentu saja lilin dinyalakan dan doa-doa dan nyanyian. Lalu kami mengikuti lilin Paskah yang diarak ke halaman samping Gereja. Disana ternyata sudah disiapkan beberapa bangku. Saya dan suami yang tidak dapat bangku duduk di rumput sambil lilin terus dinyalakan. Nice! Sayang mereka tidak pakai microphone, jadi saya kurang bisa mendengar beberapa injil dan doa yang sedang dibacakan. Tapi toh saya senang. Kapan lagi misa dengan lilin dipayungi awan dan bulan dan bintang. Setelah sekitar satu jam kami misa di luar Gereja, kemudian lilin pun di pindah ke dalam Gereja, dengan perarakan dan kami mengikuti dibelakannya. Setelah kami semua di dalam Gereja, koor menyanyikan lagu disertai kerincing lonceng di dalam Gereja dan lonceng besar di luar Gereja pun berdentang ramai. Lalu misa dilanjutkan dengan pemberkatan air suci, pemercikan air, pembaharuan janji baptis, dan lain-lain... sama seperti di Jakarta. Alhasil misa kali ini berlangsung lebih lama, sekitar 2 jam. Misa terlama di Darwin yang pernah saya ikuti, dengan jumlah umat tidak lebih dari 100 orang.

Waktu pulang, saya melewati gereja Katolik Ortodoks yang ternyata ramai banget. Orang-orang bahkan sampai mengikuti misa di jalan dan seberang jalan gereja! Bisa dibilang ini pemandangan langka di negeri kangguru ini, dimana orang banyak banget berkumpul di Gereja. Amazed! Saya jadi merasa Paskah, terutama malam paskah lebih meriah daripada Natal. Apalagi dengan berbagai ritual Misa yang jauh lebih dari biasa, bahkan lebih dari misa malam Natal. Jadi lebih berasa gregetnya (lho?...). Tapi satu hal, ternyata misa Gereja Katolik dimana aja bener-bener sama lho. Sudah terbukti. :D

Anyway,... Happy Easter everyone.

Wednesday, April 4, 2007

Teman Lama


Ada seorang teman,... teman lama. Kapan terakhir aku berjumpa dengannya? Tak bisa lagi kuingat. Apakah dia sahabat baikku? Tidak juga. Apakah aku pernah dekat dengannya? Tidak sama sekali. Apakah aku sering mengingat-ingat atau berharap bertemu dengan dia? Sama sekali tidak. Apakah aku mengidam-idamkannya? Gak lah yaa....

Lalu kenapa dia seringkali masuk ke dalam mimpi-mimpiku akhir-akhir ini? Bukan satu dua kali. Bukan mimpi buruk, tapi bukan juga mimpi yang mudah aku lupakan.

Aaah.... mudah-mudahan mimpi itu hanya mimpi.....

Bocah


Duuh,... enak ya jadi anak kecil. Nggak ada beban, gak usah mikir yang susah-susah. Paling susah paling mikir soal matematika. Kerjaannya main, makan, dan tidur. Ngomong-ngomong soal main, anak kecil jaman sekarang sama jaman dulu rasanya berbeda jauh ya. Saya ingat, permainan saya waktu masih imut-imut adalah congklak, petak umpet, main karet, ular tangga, masak-masakan, atau sekolah-sekolahan. Tapi sekarang, anak-anak lebih suka duduk di depan monitor PC atau TV, main playstasion, online game, ke game center, gameboy, bahkan chatting. Kalau dulu waktu libur atau week end diisi dengan acara berenang, ke puncak, kebun binatang, atau pantai,... Tapi sekarang pasti lebih banyak ke Mall. Secara dulu mall di Jakarta masih bisa diitung pake jari tangan sebelah tangan.

Foto di atas diambil 2 minggu yang lalu di pantai Ancol, Jakarta. Ternyata masih banyak keluarga datang dan beraktivitas di pantai meskipun pantainya bisa dibilang alakadarnya. Maksudnya nggak ada indah-indahnya. Tapi yaaa... daripada musti pergi jauh ke luar kota kali ya. Mau ga mau pantai 'indah' Ancol jadi pilihan pertama bagi orang Jakarta yang mau berekreasi di pantai sebagai pengganti Mall. Meskipun pasir pantai Ancol hitam, dan air lautnya tidak jernih, senang juga melihat orang-orang yang gembira berekreasi disana. Terutama anak-anak. Kapan ya pantai Jakarta bersih dan indah, nyaman dan bebas dari sampah?..... Ngimpi aja deeeeh!

Monday, February 19, 2007

Kerja dan Sekitarnya

Ada berbagai macam alasan mengapa saya suka bekerja.

Pertama, karena saya belum punya krucil kecil, bangun pagi untuk bekerja cukup memberikan semangat dan alasan mengapa saya harus bangun pagi. Kalau tidak, mungkin bisa tidur sampe siang (maksudnya : siang banget!). Saya ingat pada waktu saya harus nganggur beberapa bulan, rasanya hidup gak ada tujuan. Bangun tidur, gak tau mau ngapain, lemes, bingung, ga ada semangat. Sambil nunggu hubby pulang kantor, sebenernya banyak sih kerjaan,... di rumah. Tapi kan bosen ya kalo tiap hari harus ngerjain kerjaan rumah, sendirian pula, ga ada temen yang diajak ngobrol dan nggosip. Mau jalan2 atau belanja, keseringan juga bosen, selain sendirian, juga 'bahaya' .. karena jumlah pengeluaran akan menjadi lebih besar daripada pemasukan (waktu buat belanja unlimited, tapi budget limited). Dan akhirnya lama-lama bisa gila karena kebosenan.

Kedua, bekerja = mendapat upah. Senangnya bisa mendapat penghasilan sendiri. Selain bisa bebas belanja apa yang saya mau, juga bisa membantu keuangan rumah tangga. Punya bargain power dalam keluarga, dan mandiri.

Ketiga, kerja = menambah ilmu, pengetahuan, memperluas wawasan, dan pengalaman.

Ke-empat, bekerja = nambah koneksi, kolega, teman (tapi juga mungkin nambah musuh) :).

Dari semua alasan yang positif diatas, tentu saja dunia kerja tidak selalu bikin 'senang'. Di setiap bidang dan tempat bekerja pasti ada saja yang membuat tidak puas. Wajar. Bos galak, bos tukang nyuruh, bos gak adil, gaji dibawah standard, tidak cocok dengan rekan sekerja, etc etc, yang kadang bisa membuat kita stress gak ketulung. Tapi kuncinya cuma satu. Apapun yang menjadi ganjalan, don't take it too personal (jangan terlalu diambil hati). Boleh lah ngambek atau upset sedikit, tapi tetep.. try to take everything easy, patient, diligent, and keep up the good work. Pekerjaan apapun, harus dikerjakan sepenuh hati dan sebaik-baiknya. Dan senjata pamungkas,.. cari pekerjaan baru.

Setelah sekian tahun saya bekerja di tempat yang sama di Jakarta, tiba-tiba saya harus pindah ke Australia. Nganggur awalnya menjadi masa-masa yang menyenangkan. Tapi gak lama lalu menjadi masa-masa yang membosankan dan menyebalkan. banget banget. Maka ketika akhirnya saya mendapat ijin kerja, saya langsung melamar pekerjaan. Untung saja tidak harus menunggu lama sampai saya mendapat pekerjaan. Pindah ke negara baru, tentu saja tidak dapat berharap banyak untuk mendapat pekerjaan dengan posisi yang sama seperti di Jakarta. Sudah tentu saya harus siap untuk mulai dari awal. Dari bawah. Pekerjaan pertama adalah menjadi administrative assistant di satu-satunya rumah sakit pemerintah di Darwin. Seru. Serasa ada di film ER atau Grey's Anatomy, lengkap dengan dokter ganteng dan intriknya. Tapi sayang ada satu 'nenek sihir' disana. Tiga bulan kemudian, ketika saya mulai bisa nyaman dan cukup mengetahui pekerjaan disana, saya mendapat tawaran bekerja di satu-satunya Universitas di Darwin, yang kemudian saya terima dengan senang hati. Pindah kerja berarti belajar hal baru, adaptasi dengan lingkungan baru, dan teman sekerja baru. Cukup menyebalkan. Tapi ternyata tidak terlalu sulit. Satu hal bekerja di universitas : santai. Menyenangkan, dan untungnya kali ini saya (pikir) tidak punya problem dengan rekan sekerja. Tetapi, disaat saya tidak berpikir untuk pindah atau mencari pekerjaan lain, tiba-tiba hubby mendapat tugas untuk bekerja di luar negeri. So, setelah 6 bulan bersenang-senang, saya akhirnya harus mengundurkan diri. Besok adalah hari terakhir saya bekerja disana (*sob*)

Punya hubby yang hobi pindah-pindah membuat saya otomatis ikut-ikut jadi suku nomaden. Mungkin karena dia punya banyak mole (tahi lalat) di kakinya kali ya (?).. Anyway, dengan demikian saya sadar bahwa saat-saat ini cukup sulit bagi saya untuk berkarir di satu tempat. Rasanya mungkin saya akan menjadi kutu loncat, kerja dimana-mana, temporary, dan siap-siap adaptasi dan keluar-masuk ke pekerjaan baru. Ehhm.... pusing kali yak.... ;p
Yaah... Semoga saya masih bisa bekerja di tempat yang baru nanti.

Saturday, January 20, 2007

Cerita Liburan

Katherine Gorge at Nitmiluk National Park, NT

Yep, ini adalah cerita lanjutan tentang jalan-jalan waktu liburan Natal & Taun Baru kemarin.

Meskipun udara gak bersahabat buat saya (= sangat panas), kami sempatkan juga untuk mengintip
Territory Wild Life Park, Museum and Art Gallery of The Northern Territory,dan exploring kota terbesar ke 3 di daerah NT, Katherine selama 3 hari.

Territory Wild Life Park cukup menarik. Berada di lokasi sekitar Berry Springs, kurang lebih 1 jam dari Darwin. Idenya kawasan ini adalah seperti cagar alam, yang melindungi binatang dan tanaman serta ekosistemnya. Jadi selain ada exhibit aquarium, aviary (kandang burung besar), reptiles, juga ada kandang2 binatang khas Northern Territory seperti kerbau, babi, dan wallaby. Area yang cukup luas, dari exhibit satu dan lainnya dipisahkan oleh pohon-pohon besar, danau, dan sungai, sehingga terutama buat saya yang gak hobi jalan kaki, gak mungkin melihat semua exhibit dengan jalan kaki. Apalagi kami harus jalan kaki lumayan jauh di dalam setiap exhibit. Jadilah kami harus menggunakan shelter bus untuk mengantarkan dari satu exhibit ke exhibit lainnya. Pada saat kami disana. Panasnya sekitar 34 derajat C,... cukup panas buat saya (Tidak terlalu panas buat hubby dan orang tuanya). Tolooong! :) Keringat bercucuran, terutama di muka. Bisa dilihat di foto, betapa glowing dan shiny - nya muka saya :) Sangat sangat tidak nyaman dan melelahkan (Tapi senang kok.. he..he..) Sayangnya kami tidak sempat pergi ke sumber mata air panas, Berry Spring, tidak jauh dari lokasi wild life park ini, karena hujan mengguyur cukup deras tepat pada saat kami akan menuju kesana dan hari sudah cukup sore.


Look at my shiny-wet forehead!

Museum and Art Gallery of NT juga menarik. Sangat berbeda dari Museum dan Art Gallery di Sydney atau Adelaide. Disini lebih banyak menampilkan budaya dan art Aboriginal, penduduk asli Australia. Tapi buat saya, art gallery di Sydney lebih menarik.

Yang jadi 'highlight' dari liburan kali ini adalah kunjungan kami ke wilayah sekitar Katherine. Dibutuhkan sekitar 3 jam naik mobil dari Darwin. Kami juga berkunjung ke kota yang berada di tengah-tengah antara Darwin dan Katherine, yaitu kota bersejarah, Pine Creek. Penduduk awal yang datang dan berdiam di kota ini adalah imigran-imigran yang datang untuk menambang emas. Banyak ditemukannya tambang emas di sekitar Pine Creek sekitar tahun 1800an - 1995.

Keterangan tentang kota ini bisa dibaca di papan.

Katherine hanya kota kecil di sekitar wilayah Katherine. Penduduk pertama yang mendiami wilayah ini adalah orang Aborigin, suku Jowoyn dan Dagomen. Pada tahun 1862, John McDouall Stuart (Penjelajah dari Inggris) melewati daerah ini dan menamakan sungai yang melintas di daerah ini "Katherine" sesuai dengan nama anak perempuan James Chambers, orang yang mensposori dan membiayai penjelajahan John Stuart dari Port Augusta - Darwin. Kota ini mulai berkembang dengan dibangunnya Stasiun Telegram tahun 1872.

Di Katherine, kami menginap 2 malam di Knott Crossing Resort. Cukup nyaman, dengan kolam renang air asin yang menyejukkan dan service yang baik. Tetapi dapet pengalaman terburuk dalam sejarah makan malam di restoran. Malam pertama kami makan malam di Katie's Bistro, restoran di resort tersebut, kami harus menunggu lebih dari 2 jam untuk mendapatkan menu utama kami. Alhasil, maag saya kambuh malam itu. Rupanya banyaknya pengunjung malam itu tidak normal, alias 2 kali lebih banyak daripada biasanya. Pelayanan bistro normal kembali keesokan harinya.

Disini kami sempatkan untuk mengunjungi Katherine Museum, naik kapal menyusuri sungai Katherine, menikmati pemandang Katherine Gorge di Nitmiluk National Park, mengagumi indahnya staglatit, staglanit, kristal, bebatuan, dan colon di Cutta Cutta Cave, berangin-angin di Edith Fall, dan terheran-heran melihat perkampungan termite,... dengan giant termite mound-nya. Lagi-lagi, udara sangat panas selama 3 hari itu. Dan celakanya kami harus ber jemur-jemur ria pada setiap tempat yang kami kunjungi. Panas dan keringatan sih sebenernya gak masalah. Cuma yang paling saya gak mau, dan adalah kalau kulit saya tambah hitam.... dan rasanya waktu itu saya sudah tambah 3kali lipat lebih hitam :( ... Terutama pada saat kami mengikuti cruise tour di Katherine Gorge, kami harus naik turun kapal dan berjalan diantara bebatuan dan dibawah teriknya matahari menuju kapal selanjutnya, saya satu-satunya orang yang paling siap dengan peralatan perang untuk melindungi kulit, yaitu kacamata, topi, celana panjang, sepatu, pasmina, dan payung. Dimana orang lain memakai baju seminim mungkin, n pake sandal. Pasti mereka pikir saya orang paling aneh di dunia. :D

@ Katherine Gorge dan Cutta Cutta Cave


Giant termite mound and the museum in Katherine