Showing posts with label Darwin. Show all posts
Showing posts with label Darwin. Show all posts

Friday, February 9, 2007

Weird Oz Town

Have you ever experienced someone whistle at you when you are walking in public? or men staring and making comments and noise at you? It's common in my home town, and other Asian countries, where the men are usually looking down to the women, where apart from country's modernization and development, their traditional value of men and women are still can't be equal. Whilst it called street harassment, people still arguing whether this is also called sexual harassment. Anyway, I don't want to be so serious discussing harassment here.

It's just, interesting to experience it in this country, which can be called as a Western country. To be precise it happened only in town I live now, Darwin (as I've been to other town). One time bunch of men whistled at me, or other time they stared and smile at me, the worst was they tried to make conversation. Whilst sometimes the men were 'hot', but still, it's annoying, inappropriate and rather scary! and that was the most shocking thing I've ever think would happened here.

Darwin is quite unique compared to other big town in Oz. My friend sent this to me, which is very true. Other facts about Darwin:
  • The best parking space is determined by shade instead of distance.

  • Hot water comes out of both taps.

  • You learn that a seat belt buckle makes a pretty good branding iron.

  • The temperature drops below 32c and you feel a little chilly.

  • You discover that in February it only takes two fingers to steer your car.

  • You discover that you can get sunburn through your car window.

  • You develop a fear of metal car door handles.

  • You break a sweat the instant you step outside at 7:00am.

  • Your biggest bicycle wreck fear is, "What if I get knocked out and end up lying on the pavement and get cooked to death?"

  • You realise that asphalt has a liquid state.

  • Farmers are feeding their chickens crushed ice to prevent them from laying hard-boiled eggs.

  • While walking back barefoot to your car from the beach, you do a tightrope act on the white lines in the car park.

  • you catch a cold from having the air con full blast while you sleep during the night.

  • You learn that Casuarina Square isn't a shopping centre it's a temple to worship air-conditioning.

Ah well,.... time to leave this town is now ticking......

Saturday, January 20, 2007

Cerita Liburan

Katherine Gorge at Nitmiluk National Park, NT

Yep, ini adalah cerita lanjutan tentang jalan-jalan waktu liburan Natal & Taun Baru kemarin.

Meskipun udara gak bersahabat buat saya (= sangat panas), kami sempatkan juga untuk mengintip
Territory Wild Life Park, Museum and Art Gallery of The Northern Territory,dan exploring kota terbesar ke 3 di daerah NT, Katherine selama 3 hari.

Territory Wild Life Park cukup menarik. Berada di lokasi sekitar Berry Springs, kurang lebih 1 jam dari Darwin. Idenya kawasan ini adalah seperti cagar alam, yang melindungi binatang dan tanaman serta ekosistemnya. Jadi selain ada exhibit aquarium, aviary (kandang burung besar), reptiles, juga ada kandang2 binatang khas Northern Territory seperti kerbau, babi, dan wallaby. Area yang cukup luas, dari exhibit satu dan lainnya dipisahkan oleh pohon-pohon besar, danau, dan sungai, sehingga terutama buat saya yang gak hobi jalan kaki, gak mungkin melihat semua exhibit dengan jalan kaki. Apalagi kami harus jalan kaki lumayan jauh di dalam setiap exhibit. Jadilah kami harus menggunakan shelter bus untuk mengantarkan dari satu exhibit ke exhibit lainnya. Pada saat kami disana. Panasnya sekitar 34 derajat C,... cukup panas buat saya (Tidak terlalu panas buat hubby dan orang tuanya). Tolooong! :) Keringat bercucuran, terutama di muka. Bisa dilihat di foto, betapa glowing dan shiny - nya muka saya :) Sangat sangat tidak nyaman dan melelahkan (Tapi senang kok.. he..he..) Sayangnya kami tidak sempat pergi ke sumber mata air panas, Berry Spring, tidak jauh dari lokasi wild life park ini, karena hujan mengguyur cukup deras tepat pada saat kami akan menuju kesana dan hari sudah cukup sore.


Look at my shiny-wet forehead!

Museum and Art Gallery of NT juga menarik. Sangat berbeda dari Museum dan Art Gallery di Sydney atau Adelaide. Disini lebih banyak menampilkan budaya dan art Aboriginal, penduduk asli Australia. Tapi buat saya, art gallery di Sydney lebih menarik.

Yang jadi 'highlight' dari liburan kali ini adalah kunjungan kami ke wilayah sekitar Katherine. Dibutuhkan sekitar 3 jam naik mobil dari Darwin. Kami juga berkunjung ke kota yang berada di tengah-tengah antara Darwin dan Katherine, yaitu kota bersejarah, Pine Creek. Penduduk awal yang datang dan berdiam di kota ini adalah imigran-imigran yang datang untuk menambang emas. Banyak ditemukannya tambang emas di sekitar Pine Creek sekitar tahun 1800an - 1995.

Keterangan tentang kota ini bisa dibaca di papan.

Katherine hanya kota kecil di sekitar wilayah Katherine. Penduduk pertama yang mendiami wilayah ini adalah orang Aborigin, suku Jowoyn dan Dagomen. Pada tahun 1862, John McDouall Stuart (Penjelajah dari Inggris) melewati daerah ini dan menamakan sungai yang melintas di daerah ini "Katherine" sesuai dengan nama anak perempuan James Chambers, orang yang mensposori dan membiayai penjelajahan John Stuart dari Port Augusta - Darwin. Kota ini mulai berkembang dengan dibangunnya Stasiun Telegram tahun 1872.

Di Katherine, kami menginap 2 malam di Knott Crossing Resort. Cukup nyaman, dengan kolam renang air asin yang menyejukkan dan service yang baik. Tetapi dapet pengalaman terburuk dalam sejarah makan malam di restoran. Malam pertama kami makan malam di Katie's Bistro, restoran di resort tersebut, kami harus menunggu lebih dari 2 jam untuk mendapatkan menu utama kami. Alhasil, maag saya kambuh malam itu. Rupanya banyaknya pengunjung malam itu tidak normal, alias 2 kali lebih banyak daripada biasanya. Pelayanan bistro normal kembali keesokan harinya.

Disini kami sempatkan untuk mengunjungi Katherine Museum, naik kapal menyusuri sungai Katherine, menikmati pemandang Katherine Gorge di Nitmiluk National Park, mengagumi indahnya staglatit, staglanit, kristal, bebatuan, dan colon di Cutta Cutta Cave, berangin-angin di Edith Fall, dan terheran-heran melihat perkampungan termite,... dengan giant termite mound-nya. Lagi-lagi, udara sangat panas selama 3 hari itu. Dan celakanya kami harus ber jemur-jemur ria pada setiap tempat yang kami kunjungi. Panas dan keringatan sih sebenernya gak masalah. Cuma yang paling saya gak mau, dan adalah kalau kulit saya tambah hitam.... dan rasanya waktu itu saya sudah tambah 3kali lipat lebih hitam :( ... Terutama pada saat kami mengikuti cruise tour di Katherine Gorge, kami harus naik turun kapal dan berjalan diantara bebatuan dan dibawah teriknya matahari menuju kapal selanjutnya, saya satu-satunya orang yang paling siap dengan peralatan perang untuk melindungi kulit, yaitu kacamata, topi, celana panjang, sepatu, pasmina, dan payung. Dimana orang lain memakai baju seminim mungkin, n pake sandal. Pasti mereka pikir saya orang paling aneh di dunia. :D

@ Katherine Gorge dan Cutta Cutta Cave


Giant termite mound and the museum in Katherine

Monday, December 4, 2006

Thousand Candles

Following to the last posting..... Not long after, a thunder storm - heavy rain was pouring down. It only went for about 1/2 hour, but it was cloudy and dark..., looked like going to rain again, and the grass in the park must be damped. We were quite sure that they will cancel the Carols by Candlelight. As we have prepared everything, we were a bit dissapointed... But an hour later we saw the news on TV that the show will still go on. Yay! My friend still interested to come, and the sun was showing its rays a bit for sunset, so off we went to the park! Last year I went to the same event in Adelaide. But I just realised that Carols by Candlelight is only happen in Australia. It's actually an Australian Christmas tradition.

Here is information I got this from a website:

Carols by Candlelight hold a special place in the hearts of most Australians as these unique events brings families together to celebrate the true meaning of Christmas

The inspiration for Carols by Candlelight came in Melbourne in Christmas 1937. Radio veteran Norman Banks MBE while walking home, noticed an elderly lady sitting by her window, her face lit up by a candle as she listened and sang along to Christmas carols on the radio. He was inspired to organise the first gathering of people to sing Carols by Candlelight.

In 1938, 10,000 people gathered at Alexandra Gardens to sing carols with a choir, and the Fire Brigade Band. A new Australian Christmas tradition was born. The event started a tradition to an entire nation.

Carols by Candlelight is now held every year in the week before Christmas, when thousands of people gather in the parks of most of Australia's larger towns and cities to sing their favorite Christmas carols.

In Melbourne the RVIB Carols by Candlelight now attracts a crowd of over 30,000 people and in Sydney over 100,000 people attend Carols in the Domain which has helped raise millions of dollars for the Salvation Army Oasis Appeal for Homeless Youth. These two major events are telecast nationally on TV and the local state capital events statewide in other states, with Sydney's Carols in the Domain attracting around 2 million TV viewers.

Food and drink stalls are often organised at these events by local Rotary or Lions Clubs. Most people bring a rug to sit on or a portable chair for seating as well. Some bring a picnic meal and of course everyone needs a favorite candle. There are a wide range of candles in the market palace including unique Christmas candles at specialised Christmas Shops.

Most Carols by Candlelight events feature a band or an orchestra, and well known entertainers who sing and lead the audience in carols. Father Christmas usually appears, and most events have a Nativity scene on display, and at bigger events the evening ends with a fireworks display. Carols by Candlelight, truly a great Australian Christmas Tradition.

So, that's the history.

The lights candles in the park last night was beautiful. The Carols were lovely. Foods were yum! (Kaori brought yummy sushi). People and companion were wonderful. My Japanese friend, Kaori, was impressed. It was the first carol for her. I think she enjoyed it. :) You may need to enlarge the picture by clicking it to get clearer view. Wish everyday is Christmas....



Thursday, August 31, 2006

Festive Season

Few pieces from Darwin Festival....

The FourPlay,
an Electric String Quartet band group, was a highlight for me. 4 talented musician played diverse range of artists from Beastie Boys, Radio Head, Nina Simone, Jeff Buckley, to Metallica, as well as played arrangement of their compositions, which I think was brilliant. I dont mind to buy their album!

The Surrender,
a unique repertoire played by Chris Abraham and Robert Curgenven. Chris is an Australian improvising expert pianist, performed a solo piece on a grand piano in surround sound. Robert Curgenven performed a field recording, an amazing-excentric electronica music, recorded in a nature, harmonic, ambient and overtune sounds with fantastic field video
as the background. The combination turned to be outstanding. He also played a short solo piece with world renowed classical Sitar player, Kabita Ghosh. Too bad I forgot to bring camera that time.

The Strange Fruit,
a performance of an arts troupe was amazing. This group is based in Melbourne, produces an art performance that combine theatre, dance, and circus using unique elevated medium, which is a 4 metre pole. The group delivers performance, bending and swaying in the air.

Malam Budaya Indonesia,
I initially did not want to go. But Andrew was excited about it. Presenting 4 traditional dances from Aceh, Jakarta, Kalimantan, and Papua, that was the first time I watch professional indo traditional dances live, on stage! Oh, and it also showed traditional indonesian martial arts, Pencak Silat, performed by a group from Melbourne, combination of local and Australian. I am impressed with the 'bule' boys who dressed like a real Indonesian 'pendekar', wanted to learn Silat, able to do it well, and even can talk Indonesian.

Malam Pesona Indonesia,
This was a big event of Indonesian community, with the big stage, more performances, and plenty of Indonesian food (which was the best thing). Without too much to say, just take a look of these pictures and story behind it.

For some reason we couldn't go to some shows that we would like to see, such as, The Mr Big dance show, Cantonese Opera, Offenbach's Comic Operetta, and Sophie Koh. But still, we did pretty well.

Last picture on the left is showing lamps decoration around Botanical Garden, a place where most of the shows on stage held. Pretty, hey?

Sunday, August 13, 2006

Banyak Acara

Gak seperti biasanya, 2 minggu kedepan udah penuh dengan acara. Soalnya kota ini sedang aktif2nya ngadain berbagai macam acara. Masuk akal kalau bulan-bulan belakangan ini kota ini banyak acara-acara besar, terutama outdoor. Karena cuacanya sangat mendukung. Bulan May - September udara di Darwin enaaak tenan. Gak panas, gak dingin banget. Suhu sekitar 24-27 derajat. Nyaman! :)

Nah bulan ini akan diadakan Darwin Festival. Dalam acara ini akan dipertunjukkan berbagai macam pertunjukan dan atraksi kesenian dari berbagai negara. Saya dan Andrew sudah memilih beberapa pertunjukan dan sudah beli tiketnya. Ada beberapa pertunjukkan yang free of charge. Maunya sih nonton semua terutama yang gratis. hihihi.... Tapi susah juga lah bagi waktunya. So, total kami rencana akan nonton 6 pertunjukkan. Kayaknya sih cukup ok dan seru. :) Kita liat aja nanti.

Footy Night


For the 2nd time in my life, I went to stadium, to watch footy match! The first time was in Adelaide, watching Port Adelaide Vs Geelong. I didn't know anything about the game and its rules, and that was the first time I physically watch sport game in a stadium, with big crowd, so it was a bit weiiird. :) But last night was great! I really enjoyed the game, the crowd, and the atmosphere.

We didn't really supporting both teams, coz Andrew is a Swan's (Sydney) fans. He hope Port will win, just for the Swan's sake. So I decided to support Bulldogs.

The footy players are sort of like a star. They are celebrities. Everyone like them and treat them like a hero. *Gosh!*... The game last night was (of course) broadcasted live on Fox Sport. Our seat was quite close and in the middle of the ground. Good location. We could see the players and coaches clearly. Also can see how busy the Fox TV people broadcasting the game. All so exciting. I like the spirit of the supporter .. eventhough some of them could not watch their mouth.... I like the team's songs, and how they enter the ground at the start of the game. Kinda cool. :)

Anyway,... my team lost.... Ah well,... it was just a game..... :)

Saturday, August 5, 2006

Long and Winding Road to Darwin

Continue ....

Catatan ketinggalan di bulan Januari......

Waktu itu sekitar awal bulan Desember 2005, di Adelaide, dimana Andrew dapet kabar bahwa ia mendapat promosi pekerjaan di Darwin. Dengan segala pertimbangan akhirnya kami memutuskan menerima posisi tersebut dan pindah ke kota yang notabene "baru" buat kami berdua. Karena baik saya maupun Andrew belum pernah mengunjungi ataupun tinggal disana. Dan artinya kami juga harus memboyong semua perabotan ke sana. Setelah repot mengurus ini itu mulai dari administrasi kepindahan, bayar tagihan2 tersisa, dan packing barang seisi rumah, etc etc... akhirnya pada hari Kamis, 12 Januari 2006, jam 16:00 berangkatlah kita ke kota yang katanya beriklim tropis itu. Naik.... mobil! Iya, Andrew memilih untuk nyetir sendiri, dari Adelaide ke Darwin. Dibutuhkan waktu 4 hari 3 malam. Tidak heran, karena kami harus menempuh jarak kurang lebih 3.033 km dari ujung selatan ke ujung utara benua Australia.

Ngomong-ngomong tentang nyetir antar-kota, jangan dikira nyetir antar kota disini sama dengan nyetir antar kota di pulau jawa yang jalanannya cenderung berkelok-kelok, turun naik, berlubang, etc, harus kerja keras salip sana salip sini, serta pemandang rumah-rumah penduduk disepanjang jalan. Nyetir antar-kota disini bisa dibilang kurang tantangan. Selain jalanan yang cenderung lurus, hamparan tanah kosong di kanan dan kiri jalan, dan minim tetangga sesama kendaraan memayoritasi perjalanan kami. Sepanjang 4 hari perjalanan, paling-paling ketemu atau papasan dengan 1-3 mobil doang, malah lebih banyak gak liat mobil/truk sama sekali. Kalau saya yang nyetir, sudah pasti bakal ngantuk tuk tuk.... Tapi gak begitu dengan Andrew. Dia asik-asik dan nyantai aja tuh, nyetir sambil dengerin (and nyanyi2) lagu-lagu kesenengannya dia,.... dan kekeh gak mau digantiin nyetir. Ya okelah..... sedangkan saya, kalo gak nemenin dia ngobrol, saya dengan santainya tidur-tiduran atau nyemil-nyemil sambil liat-liat pemandangan yang sebenernya gak bisa dibilang 'beautiful'. Kalo dipikir-pikir sekarang syerem juga kali yaa... the only mobil - in the middle of no where... kalo ada apa2 gimana atuuh...Anyway, malam pertama dalam perjalanan itu kami stop dan menginap di kota Port Augusta (liat peta). Mulai dari Port Augusta sampai Darwin kami akan melalui salah satu jalan terpanjang di Australia, yaitu Stuart Highway .


Hari kedua, Jumat, 13 January 2006, perubahan suhu udara mulai terasa. Pelan-pelan suhu semakin panas. Kami mampir di kota kecil yang namanya Coober Pedy untuk makan siang. Suhu saat itu sekitar 40 derajat! Tapi kota ini cukup unik. Penghasilan utama penduduknya adalah batu opal (penambang, pengolah, dan penjual). Uniknya, kebanyakan rumah disana adalah rumah dibawah tanah, atau tepatnya dibawah batu. Kayak Flinstone gituuu... Kami makan siang di Underground Restaurant. Memang ternyata dibawah tanah udara terasa dingin, tanpa AC. Cukup amazing bagaimana mereka bisa bikin lubang dibawah batu untuk tempat tinggal lengkap dengan aliran listrik dan air dibawah tanah atau batu seperti itu.


Anyway, hari itu juga kami akhirnya mencapai
perbatasan antara South Australia dan Northern Territory. Yay !! Malamnya kami berhasil mencapai Alice Springs, dan menginap di salah satu hotel di sana, yang ternyata jelek abis! huuu huuuu..... AC gak dingin, dan bed sheet nya bau! yucky! bete banget. Mana udah cape seharian di jalan :(

Keesokannya, Sabtu, 14 January 2006, perjalanan tidak semulus hari-hari sebelumnya. Kami sempat mampir di Devil Marble, tempat rekreasi turis untuk melihat batu-batu besar yang terbentuk secara alami di daerah tersebut. Tetapi kemudian cuaca mulai tidak menentu. Kami terhadang oleh badai pasir, yang rada-rada nakutin. Awalnya dari jauh kami melihat langit di kejauhan berwarna merah dan berkabut, lalu ketika kami mulai mendekati tempat tersebut, baru kami sadari bahwa itu adalah badai pasir. Kami berhasil melewatinya dengan selamat ketika kemudian hujan mulai turun. Hujan kemudian menemani sepanjang perjalanan kami hari itu. Menjelang sore, kami hampir saja menabrak kanguru yang dengan polosnya nyebrang tepat di depan mobil kami! Stupid kangoroo! Saat itu sudah gelap dan hujan. Untung aja Andrew cekatan :) Pemandangan sepanjang jalan hari itu juga mulai berbeda jauh dari South Australia. Gersang, coklat, rumput kering, atau rawa-rawa.... dan di sepanjang pinggir jalan, banyak sekali gundukan tanah yang tinggi-tinggi hingga merupai istana semut atau lebih mirip batu besar (belakangan baru saya tau kalo itu adalah Termite Mound). Akhirnya kami mencapai kota Katherine malam itu, dan menginap disana. Ketika sampai di Katherine kami mulai menyadari kalau perjalanan sudah cukup dekat ke kota tujuan. Aneh rasanya melihat pohon-pohon tropis di sekitar hotel tempat kami menginap. Pohon kelapa, palem, akasia, kamboja, dan ... kolam renang! Mirip hotel di Indonesia. Hmmm......

Hari ke-empat, Minggu, 15 Januari 2006, Akhirnyaa.... kami sampai di kota Darwin sekitar jam 2 siang. :D What a trip! Dan Andrew sudah harus mulai kerja keesokan harinya. Berada di kota ini, terasa sedikit aneh....dibandingkan kota-kota lain di Australia yang pernah saya datangi, kota ini sangat berbeda. Udara terasa panas dan lembab meskipun hujan turun rintik-rintik. Pohon kelapa dan palem serta pohon bunga kamboja (frangipani) memayoritasi pemandangan di kota ini. Rumah-rumah berpagar tinggi, dan bertingkat, dan kami melihat jalan di city yang mirip jalanan di Bali karena banyak turis dan bar di sepanjang jalan. Serasa berada di suatu kota di asia! Bukan itu saja, beberapa orang saya liat bertelanjang kaki alias gak pake alas kaki. Beberapa dengan santainya jalan di bawah hujan tanpa payung atau jas hujan, alias ujan-ujanan. Beberapa orang saya lihat berpakaian aneh... gak matching atau berpakaian ala hippie. Dan yang paling mencolok adalah banyak 'orang asli' berkeliaran... yang menurut saya cukup menyeramkan.

kota yang aneh.....

The End

Sunday, July 30, 2006

Darwin Show

As I told you, last Friday was a public holiday in Northern Territory. But for what occasion??.... It was actually a Darwin Show Day! I think people here just want an excuse for a day off work. But I don't mind! I had a loooong weekend :) Why can I complaint about that! I got a lazy day on Friday at home. Chit chat with my li'l sister, and conference chatting with old friends. Was a fun laugh! :) Did not go anywhere becoz Andrew had to work.... poor thing.....

I and Andrew then went to the Darwin Show on Saturday. Mmm... that was the first time I went to a show. Apparently every states have their own show. As Darwin considered as a Territory, the Darwin Show was basically an event for Territorian (people who lives in Territory) to have fun, and for them to show what they can do. People were showing 'everything'. From pets, animals, plants, foods, cakes, crafts and arts they made. Lots of races and contests too.

Amazing on how you can see lot of animal and strange creature in this show. Here is the picture of some of them.


The chicken above was soo strange. I called it KLINGON CHICKY.... see, its head have something like Klingon people in Startrek. And look at those cute innocent faces of the big hamster! Little pink piggy was also sooo cute. I have the picture of it's mum. She is big and black! The other blurry picture is the picture of bunch of ducks wear dresses and just finished the race!. Sooo funny. So many more animals in this show, from snake, birds, cat, dogs, to horses and buffalo. I did not take a pic of all. But its so interesting and.... smelly too! :)

To satisy our shopping needs, there were also some commercial stalls selling showbags, clothing, and novelties. But the most interesting things to look are the rides. Sort of like little Dunia Fantasi. Here is some pictures of the rides...

I was quite amazed with some of the rides. I thought I will definitely sick if I took a ride on those things (getting old niiih)... So we didn't take any ride at the end. But I am happy to find fairy floss. It's been ages since I ate those kind of thing. And I ended up win something. Was soooo happy, like a little girl. This is what I got for a prize....

Yes, got the big stupid look blue doggie doll. Andrew said it was bigger than me. hahaha ... But it is sooo cute. I forgot when was the last time I have a doll. This dog is sitting at the corner of the spare room now, watching me typing.... :)

We spent almost 7 hours there, and stayed up to see the fireworks. We found a good spot to watch it where we could see people who released and control the crakers. So it's pretty close. The fireworks was so pretty, and I felt it explodes on top of our head. soo cool!

Got original carnaval hot dog and fairy floss for snacks... and rice with salt and pepper squid for dinner. yummy! Got few of fireworks photos and movie... but i'll share the best one. Wish I had professional camera and know how to use it to make better pic. In the mean time, this will do :)




Sunday, July 23, 2006

Tentang Darwin

Darwin? Dimananya Australiakah?? Memang, tidak seperti kota-kota lain di Australia, kota Darwin tidak terlalu populer. Orang lebih mengenal Sydney, Gold Coast, atau Perth dan Melbourne. Kebetulan saya sekarang tinggal di kota ini, sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Kota ini kecil dan sebenarnya cukup unik bila dibandingkan dengan kota-kota besar di Australia lainnya. Karena tidak banyak orang tau tentang kota ini, saya jadi terusik buat mengupas sedikit tentang sejarah dan geografinya. Emang gak penting siih... tapi sapa tau berguna. :D

Saya yakin kebanyakan orang lebih tahu bahwa Australia merupakan negara yang mempunyai 4 musim. Tetapi karena benua Australia cukup besar (7,687,000 sq km) dan juga karena letak geografinya yang berada cukup dekat dan di bagian selatan garis ekuator, ternyata 4 musim tidak dialami oleh semua daerah di Australia.


Kota Darwin berada di pesisir pantai laut Timor, dan berada lebih dekat dengan ibukota 3 negara lain daripada ibukota Australia sendiri (Canberra). Darwin berada sekitar 3144 km dari Canberra, sedangkan Dili (Timor Timur) hanya 656 km dari Darwin, Port Moresby (Papua Nugini) 1818 km, dan Jakarta (Indonesia) 2735 km. Maka tidak heran kalau Darwin merupakan kota di Australia yang beriklim tropis.

Sedikit sejarah tentang kota Darwin:

Darwin adalah ibukota dari Australia bagian Utara yang dikenal dengan Northern Territory. Northern Territory sendiri dulunya menjadi satu wilayah dengan Australia Selatan (South Australia).

Tanggal 05 Feb 1869, Gubernur Jenderal South Australia mendirikan perkampungan kecil yang terdiri dari 135 orang laki2 dan perempuan di Pelabuhan Darwin. Dia menamakan perkampungan itu: Palmerston. Kemudian mulai masuk teknologi telegram yang dapat menghubungkan Palmerston dengan kota-kota lain di Australia dan dunia tahun 1870. Kota ini kemudian semakin berkembang dengan ditemukannya tambang emas di Pine Creek sekitar tahun 1880an.

Wilayah Australia Selatan kemudian dipisah menjadi 2 wilayah pada tahun 1911, menjadi South Australia (bagian selatan) dan Northern Territory (bagian utara). Kota Palmerston kemudian menjadi ibukota Australia bagian utara, dan namanya diganti menjadi Darwin - demi menghormati Charles Darwin, yang kapalnya merupakan kapal Inggris pertama yang singgah di pelabuhan kota ini pada tahun 1939. Charles Darwin adalah seorang penyelidik alam (naturalist) dari Inggris yang kemudian terkenal dengan teori Evolusinya.

Tanggal 19 Feb 1942 kota ini terkena serangan bom dari udara oleh Jepang pada saat perang dunia II. Armada angkatan udara Jepang yang menyerang Darwin tersebut adalah armada yang sama dengan yang menyerang Pearl Harbour. Sejarah mencatat bahwa bom yang dijatuhkan di Darwin lebih besar daripada yang dijatuhkan di Pearl Harbour. Sekitar 243 orang menjadi korban dalam peristiwa ini dan kota Darwin hancur total. Kota ini kemudian bangkit dan dibangun kembali hingga sekarang.


Sedikit tentang iklim dan populasi.
Berdasarkan biro Statistik Australia tahun 2005, ada sekitar 111,300 orang tinggal di Darwin. Darwin mempunyai populasi Indigenous Australian (penduduk asli Australia), yang biasa disebut orang Aborigin, terbesar dibanding ibukota-ibukota lain di Australia. Darwin juga merupakan kota yang mempunyai persentase yang besar untuk penduduk pendatang dari South East Asia. Karena keragaman ras dan budaya yang ada di Darwin, terutama dari group2 orang dari Indonesia, Timor-timur, Vietnam, Filipin, Papua Nugini, Yunani, dan Italia, Darwin sering disebul sebagai "multicultural capital of Australia".

Secara ekonomi, pelabuhan di Darwin merupakan sarana paling penting terutama untuk ekspor ternak, mineral, dan gas. Kota ini juga menjadi pangkalan Tentara Australia terbesar, termasuk fasilitas angkatan laut yang kapal-kapal patroli untuk memonitor laut Australia bagian utara.

Iklim di Darwin adalah tropis, dengan 2 musim yang dikenal dengan musim kering (dry season) sekitar Mei - September dan musim hujan (wet season) Oktober-April . Tidak seperti namanya, Dry Season ternyata adalah musim yang sangat ditunggu masyarakat Darwin, karena saat itu kota ini menerima angin musim dingin dari Selatan. Tidak ada hujan, dan tingkat kelembaban udara turun hingga sekitar 25%. Temperatur sekitar 29-30 derajat C pada siang hari, dan bisa turun hingga 15 derajat di malam dan pagi hari. Musim ini sangat tepat untuk berlibur dan bermain di pantai.

Kebalikannya, pada saat wet season, hujan sangat sering terjadi disertai badai dan angin topan. Tingkat kelembaban udara naik hingga 70-95%. Kota ini sangat rawan dengan Cyclone (angin topan). Angin topan pertama yang menghampiri kota ini adalah pada tahun 1867. Pada tahun 1974 kota ini hancur karena angin topan yang sangat besar (Cyclone Tracy). Pada musim hujan ini udara bisa terasa sangat panas dan lembab. Terasa tidak nyaman untuk jalan-jalan ke luar kota, dan pantai biasanya tertutup untuk umum karena biasanya juga menjadi musim binatang jelly fish, dan angin besar dan hujan yang datang pada musim ini.

Rumah mewah di Cullen Bay

"Orang Asli" bersantai ria di salah satu taman kota

Food Court di Casuarina Square, the one and only mall in Darwin

Foto2 Darwin lain (yang lebih menarik) dan sekitarnya bisa dilihat di foto album.

Serba-serbi

1. Tidak ada hari tanpa berita tentang buaya. Perairan sekitar kota ini dipenuhi oleh habitat buaya. Entah di sungai maupun di laut. Buaya air asin malah yang paling ganas. Oleh karena itu tidak heran kalau disini banyak peternakan buaya, dan berbagai atraksi turis yang berhubungan dengan buaya. Ada crododilus park, jumping crocodile, etc etc. Masyarakat disini harus rela membagi perairan dengan makhluk predator terbesar di dunia ini. Jadi harus super hati-hati.

2. Entah mengapa, berjalan tanpa alas kaki disini sangat biasa. Sampai-sampai sebuah club yang saya pernah datangi memasang tanda di depan pintu yang intinya melarang orang yang bertelanjang kaki masuk.

3. Sudah sangat biasa melihat 'orang asli' dimana-mana. Tidak seperti yang biasa saya lihat di kota lain seperti Sydney atau Gold Coast, orang asli disini sangat berbeda. Rada-rada nakutin. :)

4. Berlayar, memancing, dan berenang adalah hal yang harus dilakukan di Darwin. Banyak orang yang memilih tinggal di dekat pantai dan mempunyai dek dan kapal sendiri.

5. "Market" adalah tempat yang wajib dikunjungi. Ada berbagai macam market, dan semuanya mempunyai keunikan sendiri-sendiri, dan sangat menarik untuk dikunjungi. Market terdekat dari rumah saya adalah Parap Market.

6. Hanya ada 1 bangunan mall besar di kota ini. Namanya Casuarina Square. Sedih gak siih?? Tapi mall ini cukup bisa mengobati kekangenan saya sama dunia mall (yaah... mau gak mau laah).

7. Harga bahan baku dan kebutuhan pokok relatif lebih mahal dibanding kota-kota besar di Australia lainnya. :(

8. Channel Free TV di kota ini berbeda dengan channel Free TV di bagian Australia lainnya. Sehingga harus rela gak bisa liat beberapa film seri dan berbagai tontonan menarik lainnya :(

9. 'Bule'nya berani 'nyiulin' cewek di jalanan!!!!! Norak kali ya!

10. Sering mati lampu! Terutama saat wet season. Ujan dikit, gluduk-dikit,... mati lampu.... atau kalo nggak, lagi asik-asik nonton TV, tiba2 channelnya mati aja gitu.....

Hmm.... kayaknya gak ada bagus-bagusnya yah. hahaha.... Anyway, cerita ttg Darwin will be continued.

Ada cerita tentang sejarah sampai saya bisa terdampar di kota ini, suka duka, dan uniknya kota ini. To be continued......

Monday, June 12, 2006

Litchfield Trip

Look at what we found on the side of the road on the way to Litchfield, a tourism place about 130 km from Darwin. Kinda unique, isn't it ? I believe number 19 is the number of the property. The owner was creative enough to put a phony legs like that. Not sure what's for. But it certainly attracted us.

Anyway, we drove to Litchfield last Tuesday for a day trip. The weather was about 26C degrees and the sun was shining. Was a perfect day for a day out trip. For people who come from tropical countries might not be surprised with the scenes, but apparently the journey still fun and what we saw still attractive and interesting.

We experienced Magnetic Termite Mounds, historic mining ruins, monsoonal rainforest, and few waterfalls. Lots of walk and bit of hiking. Good exercise for legs and body muscles. As you can also guess, it's all sore the next day, and became more sore on the day after. Believe it or not, today my calfs are still in pain! The only regret was I did not bring my swimmers, otherwise I would've jump into a tranquil swimming hole at Florence Falls !! Pictures of
Litchfield Trip is available. Check it out.

Thursday, June 1, 2006

Everyday Is Another Picture


In the last few days Andrew had to work long hours for some reasons. I meant... VERY long. I don't think I've ever seen him so busy and work so hard before. He worked days and nights, week days and weekends. As far as I understand his commitment towards his job, I must admit I missed him around. But as a sweet independent wife (hohoho...), I tried to be calm and understanding by making myself occupied as well. I managed it quite well during the day. But what would you do in the evening, especially on week ends without your love ones or friends companion....?

Well,.... I guess during these times, my best companion is camera. It was just a standard digital camera, and technically belongs to Andrew. But it is better than nothing, and it is good enough to satisfy my 'amarteur' photography hobby. It was left out in quite some times, but Andrew's 'dissapearing' reminds me to play with it again. I brought it almost everyday lately, to where ever I go. I was actually hoping to find BIG lizard again and took the real picture of it. But I have not find any lately.

On Monday evening, I've successfully push myself to do a bit of exercise (at least that was the plan), which I rarely do since I moved here. I waited until the sun's ray was not too strong and jog to the beach. Of course, I also brought my camera. Well,.... at the end I did not really had exercise because I stopped a lot to take pictures. Shot here, shot there, not to mention when I finally get to the park area near the beach. It was the time when the sun about to go down....just a right time take shots !

The beach is only about 3 km from where I live, hence it's not difficult to see any 'sea' sceneries, including sunset. I considered myself lucky because I like the scene of sunset so much, and I dont think I can get bored with it. Moreover, sunset is one of the best thing you can see in Darwin. So, do not get shock if most of the photo object while I am here is sunset and sceneries.

Anyway,... enough talking.... here is some of my
recent shots. Take a look and let me know what you think. Hope you like it, though.

Tuesday, May 16, 2006

Jangan Kasih Saya Cicak

Tolong jangan biarkan saya dekat-dekat sama yang namanya cicak, kadal, iguana, uler dan apapun yang se-marga sama mereka. Saya tau, mereka makhluk ciptaan Tuhan juga, yang kadang malah takut sama manusia, dan bahkan ada manusia yang suka dan memelihara dan mencium-cium mereka. Tetapi buat saya, yang namanya reptil, mulai dari yang paling kecil sampe yang ukuran XXXL adalah makhluk yang paling menggelikan, paling bikin jijik, paling jelek, dan paling menakutkan. Gak ada imut2nya, cenderung kayak makhluk purbakala. Entah kenapa makhluk2 itu bisa bikin gue teriak, mengigil dan loncat2. Lebih baik saya melihat kecoa, atau kalajengking atau tikus. Meskipun gak akan mau megang, tapi masih bisa melihat hewan2 itu tanpa harus berteriak atau merasa geli.

Makhluk reptil yang paling sering saya lihat di rumah terutama sewaktu masih di jakarta adalah cicak. Entah mulai kapan dan mengapa saya takut sama cicak, tapi saya yakin waktu kecil sampai SMP saya tidak takut pada hewan apapun. Saya pun hingga sekarang masih tidak yakin mengapa saya takut sama cicak. Kalau takut sama kalajengking dan ular wajar,... karena takut digigit. Takut atau geli sama tikus dam kecoa juga wajar karena hewan itu tinggal di got2 yang kotor dan bau dan membawa penyakit. Tapi cicak? Apa salah mereka? saya sadar, mereka malah membantu mengurangi jumlah nyamuk dan semut di rumah, dan mereka tidak menggigit manusia. Tetapi.... tetap saja saya takut dan geli !!...... Kalau saya ingat-ingat, mungkin ketakutan saya diawali oleh suatu kejadian di rumah teman SMP saya. Saat itu kira-kira ada 10 orang teman saya berkumpul untuk rujakan. Saya bersama teman2 saya duduk di salah satu sofa yang di atasnya tertempel lukisan yang sangat besar. Tiba2 ada 2 atau 3 cicak berjatuhan ke badan kami. Terang aja kami semua yang ceweq2 semua berteriak2 histeris. setelah 1-2 menit heboh, saya dengan lugunya duduk lagi di sofa tadi, tentu saja ada beberapa orang teman saja duduk disitu. Tak lama kemudian kejadian itu terulang lagi! Ada bunyi 'cepluk'... dan disusul bunyi celpluk kedua. Teryata ada cicak jatuh lagi tepat di depan kaki saya. Pastinya saya berteriak histeris lagi. Mungkin karena itu, sejak saat itu saya takut ke'jatuh'an cicak. Kemudian berlanjut pada jijik pada tampang dan bentuk, dan berlanjut pada geli dan jijik sama makhluk sejenisnya.

Di Indonesia, salah satu reptil yang masih sering kita lihat karena suka nemplok di dinding adalah cicak. Mulai dari ukuran kecil karena masih bayi cicak, sampe yang gede ,item, kadang bontol2 yang biasa disebut tokek. Waktu saya masih tinggal dengan orang tua di Jakarta, satu keluarga sudah tau kalau tiba2 saya berteriak histeris. Pasti saya baru saja melihat cicak. Pada awalnya mereka bingung, kaget dan menanyakan kenapa saya teriak2 - dikira mereka terjadi sesuatu dengan saya. Tapi seringkali mereka hanya menemukan saya dan cicak, dan salah satu dari anggota keluarga harus ada yang ringan tangan membantu mengusir cicak dari kamar tidur atau kamar mandi atau meja belajar. Lama kelamaan bila mereka mendengar saya teriak histeris, anggota keluarga saya ikut teriak juga "ada cicak yaa???".

Sekarang saya tinggal di Ostrali. Sebelum akhirnya settle di Darwin sejak Januari tahun ini, saya sempat tinggal di Adelaide, Sydney, dan Hunter Valley (daerah perkebunan dan perbukitan sekitar 3 jam dari Sydney). Selama tinggal di Adelaide tidak pernah satu kalipun saya bertemu sama cicak. Senaaang sekali. Kemudian saya tinggal sekitar 1 bulan di daerah peternakan dan perkebunan di Hunter Valley. Di rumah calon mertua. Rumah itu dikelilingi padang rumput dan bukit berhektar-hektar luasnya. Pada suatu hari saya dan calon mami mertua sedang duduk2 sambil minum teh di beranda belakang rumahnya dengan kebun, padang rumput dan bukit di kejauhan. Lagi asik ngobrol, tiba-tiba dengan sangat cepat ada makhluk reptil berekor panjang dan hijau melesat melewati kaki saya. Reflek saya langsung beraksi, yaitu berteriak dan loncat! Jantung deg2an, bangku2 berjatuhan, dan lutut saya menghajar meja. Dan aduh aduh.... sungguh malu sama calon mami mertua. Untung meja atau kursi tidak sampai melukai sang calon mami mertua. Dia hanya senyum2.... ternyata dia sudah tau kalau kadal itu akan jalan2 ke bawah kaki saya dari kejauhan, dengan arah pandang berlawan dari saya selama kita ngobrol2. Dan dia tahu kengerian saya sama reptil dari anaknya. Tapi baru sekarang dia tau reaksi saya sebenarnya. :D

Di Darwin lain lagi. Ternyata disini mahkluk yang namanya cicak dan kadal berkembang biak dengan suburnya. Mungkin karena dekat sama Indonesia Timur yang banyak komodonya.....huaaaah... huaaah :( Oleh karena itu keputusan saya untuk tinggal di apartmen tingkat 2 tanpa taman atau kebun sungguh sangat tepat. Daripada lihat kadal di rumput atau semak dengan kemungkinan besar nyasar ke dalam rumah, lebih aman lihat cicak di balkon atau di nemplok di luar jendela. Suami sudah hafal dengan teriakan histeris saya sekarang. Suatu hari saya baru bangun tidur, seperti biasa saya buka tirai jendela dan tepat di depan muka saya ada kadal kecil nempel di jendela kamar! Otomatis saya teriak. Baru sesaat kemudian saya sadar kalau kadal itu ada diluar jendela.

Lain hari, saya sedang berjalan kaki menuju apartment. Di kiri kanan jalan setapak menuju apartemen memang banyak rumput, semak, dan pohon. Sambil berjalan saya merogoh tas untuk mencari kunci, tapi kok tak ada, jadi sambil berjalan saya semakin berkonsentrasi mencari kunci itu sehingga otomatis pandangan saya ke dalam tas saya sambil berpikir 'dimana sih ni kunci??!!". Tiba2 di depan saya, hanya berjarak kira2 60 cm, cukup dekat untuk saja injak, dengan asiknya seekor kadal besar sedang berjemur menutup seluruh jalan setapak. Iya. Besar!! Mungkin sebesar anaknya komodo. Saya langsung frozen saking kagetnya dan berteriak sekencang-kencangnya " aaaaaaaarrrrrrrggggggghhhh................!" Hebatnya si kadal cuma mengangkat kepalanya, nengok ke saya dengan pandangan tidak bersalah... (emang gak salah sih tu kadal), dan tidak bergeming sedikitpun. Setelah beberapa detik saya baru sadar dan nengok kiri kanan..... huuh.... untung gak ada orang. Lalu saya berjingkat-jingkat cari jalan lain dan setengah berlari meneruskan perjalanan ke arah apartemen saya yang sudah sangat dekat. Dan tragisnya.... ternyata kunci pager itu ada di... kantong jeans saya!! Oalaaaah.......