Hari ini menjelang sore langitnya kelabu. Bukan karena mau turun hujan, matahari bersinar cerah. Dari balkon selatan apartemenku bisaku lihat lautan bangunan putih-kecoklatan, antenna, dan piring satelit.
Bisa kudengar cicit burung bersahut-sahutan.
Bisa kudengar pula dentang lonceng gereja bergaung indah di telinga, nyaman di hati. Ironis betul. Hampir tak pernah ku dengar lonceng gereja di tempat ku tinggal sebelum ini.
Bisa kudengar pula dentang lonceng gereja bergaung indah di telinga, nyaman di hati. Ironis betul. Hampir tak pernah ku dengar lonceng gereja di tempat ku tinggal sebelum ini.
Lalu kupandang tanaman-tanaman kecil di ujung balkonku. Ada yang kering, bingung mau hidup atau mati. Ada yang segar, menari-nari bersama angin, ada yang riang memamerkan kelopaknya yang mekar indah, bersemu dicumbu lebah-lebah yang datang. Yang lain malu-malu bersembunyi dibalik kuntum mudanya.
Langit sepi. Tak berbau.
Aku terdiam, berusaha menyerap semua dalam ingatan.
Entah emosi apa yang akan timbul saat sepuluh tahun lagi memori ini tersentuh dalam otakku.
1 comment:
deeeee....puitis amat...jgn sedih kaleee...
Post a Comment