Pertama, karena saya belum punya krucil kecil, bangun pagi untuk bekerja cukup memberikan semangat dan alasan mengapa saya harus bangun pagi. Kalau tidak, mungkin bisa tidur sampe siang (maksudnya : siang banget!). Saya ingat pada waktu saya harus nganggur beberapa bulan, rasanya hidup gak ada tujuan. Bangun tidur, gak tau mau ngapain, lemes, bingung, ga ada semangat. Sambil nunggu hubby pulang kantor, sebenernya banyak sih kerjaan,... di rumah. Tapi kan bosen ya kalo tiap hari harus ngerjain kerjaan rumah, sendirian pula, ga ada temen yang diajak ngobrol dan nggosip. Mau jalan2 atau belanja, keseringan juga bosen, selain sendirian, juga 'bahaya' .. karena jumlah pengeluaran akan menjadi lebih besar daripada pemasukan (waktu buat belanja unlimited, tapi budget limited). Dan akhirnya lama-lama bisa gila karena kebosenan.
Kedua, bekerja = mendapat upah. Senangnya bisa mendapat penghasilan sendiri. Selain bisa bebas belanja apa yang saya mau, juga bisa membantu keuangan rumah tangga. Punya bargain power dalam keluarga, dan mandiri.
Ketiga, kerja = menambah ilmu, pengetahuan, memperluas wawasan, dan pengalaman.
Ke-empat, bekerja = nambah koneksi, kolega, teman (tapi juga mungkin nambah musuh) :).
Dari semua alasan yang positif diatas, tentu saja dunia kerja tidak selalu bikin 'senang'. Di setiap bidang dan tempat bekerja pasti ada saja yang membuat tidak puas. Wajar. Bos galak, bos tukang nyuruh, bos gak adil, gaji dibawah standard, tidak cocok dengan rekan sekerja, etc etc, yang kadang bisa membuat kita stress gak ketulung. Tapi kuncinya cuma satu. Apapun yang menjadi ganjalan, don't take it too personal (jangan terlalu diambil hati). Boleh lah ngambek atau upset sedikit, tapi tetep.. try to take everything easy, patient, diligent, and keep up the good work. Pekerjaan apapun, harus dikerjakan sepenuh hati dan sebaik-baiknya. Dan senjata pamungkas,.. cari pekerjaan baru.
Setelah sekian tahun saya bekerja di tempat yang sama di Jakarta, tiba-tiba saya harus pindah ke Australia. Nganggur awalnya menjadi masa-masa yang menyenangkan. Tapi gak lama lalu menjadi masa-masa yang membosankan dan menyebalkan. banget banget. Maka ketika akhirnya saya mendapat ijin kerja, saya langsung melamar pekerjaan. Untung saja tidak harus menunggu lama sampai saya mendapat pekerjaan. Pindah ke negara baru, tentu saja tidak dapat berharap banyak untuk mendapat pekerjaan dengan posisi yang sama seperti di Jakarta. Sudah tentu saya harus siap untuk mulai dari awal. Dari bawah. Pekerjaan pertama adalah menjadi administrative assistant di satu-satunya rumah sakit pemerintah di Darwin. Seru. Serasa ada di film ER atau Grey's Anatomy, lengkap dengan dokter ganteng dan intriknya. Tapi sayang ada satu 'nenek sihir' disana. Tiga bulan kemudian, ketika saya mulai bisa nyaman dan cukup mengetahui pekerjaan disana, saya mendapat tawaran bekerja di satu-satunya Universitas di Darwin, yang kemudian saya terima dengan senang hati. Pindah kerja berarti belajar hal baru, adaptasi dengan lingkungan baru, dan teman sekerja baru. Cukup menyebalkan. Tapi ternyata tidak terlalu sulit. Satu hal bekerja di universitas : santai. Menyenangkan, dan untungnya kali ini saya (pikir) tidak punya problem dengan rekan sekerja. Tetapi, disaat saya tidak berpikir untuk pindah atau mencari pekerjaan lain, tiba-tiba hubby mendapat tugas untuk bekerja di luar negeri. So, setelah 6 bulan bersenang-senang, saya akhirnya harus mengundurkan diri. Besok adalah hari terakhir saya bekerja disana (*sob*)
Punya hubby yang hobi pindah-pindah membuat saya otomatis ikut-ikut jadi suku nomaden. Mungkin karena dia punya banyak mole (tahi lalat) di kakinya kali ya (?).. Anyway, dengan demikian saya sadar bahwa saat-saat ini cukup sulit bagi saya untuk berkarir di satu tempat. Rasanya mungkin saya akan menjadi kutu loncat, kerja dimana-mana, temporary, dan siap-siap adaptasi dan keluar-masuk ke pekerjaan baru. Ehhm.... pusing kali yak.... ;p
Yaah... Semoga saya masih bisa bekerja di tempat yang baru nanti.
No comments:
Post a Comment